Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Cara Menghitung Berat Badan Menggunakan BMI dan Broca

Berat badan ideal


Menghitung berat badan diperlukan untuk mengetahui, apakah berat saat ini sudah ideal atau belum. Berat badan harus diketahui karena, apabila seseorang kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan, hal tersebut dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti: darah tinggi, sakit jantung, stroke, hingga disfungsi seksual.

Memiliki berat badan ideal adalah satu-satunya cara untuk menghindari berbagai macam penyakit berbahaya tersebut. Lalu, bagaimana cara menghitung berat badan yang ideal?

Menghitung berat badan bisa dilakukan dengan metode BMI (Body Mass Index) atau bisa juga dilakukan dengan menggunakan metode Broca. Lalu, yang manakah yang terbaik yang harus kita gunakan?

Perbedaan Cara Menghitung Berat Badan Menggunakan BMI dan Broca
Perbedaan Cara Menghitung Berat Badan Menggunakan BMI dan Broca

Kedua cara penghitungan berat tubuh tersebut sebenarnya menggunakan metode yang sangat mirip yaitu dengan menggunakan tinggi badan serta berat badan orang yang bersangkutan. Dari penghitungan tinggi badan dan berat badan tersebut, akan didapatkan yang menentukan apakah orang tersebut memiliki Massa Body yang ideal atau tidak.

Perbedaan metode BMI dan Broca terletak pada cara menghitung maupun hasilnya. Jika menggunakan BMI, kita akan mengetahui :
  • Batas paling rendah berat badan (kurus)
  • Batas ideal berat badan
  • Batas paling tinggi berat badan (kegemukan)
  • Obesitas.
Menghitung dengan menggunakan BMI, akan membuat kita tahu apakah kekurangan berat badan atau terlalu kurus, ideal, kelebihan berat badan, ataukah obesitas.

Sedangkan dengan menggunakan metode Broca kita hanya akan mengetahui berat badan ideal kita saja. Jadi saat menghitung, kita hanya mencari berat ideal kita yang sesungguhnya berdasarkan:
  • Tinggi badan
  • Usia
  • Ukuran lingkar pergelangan tangan kanan
  • Jenis kelamin
Keempat faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pengukuran berat badan. Oleh sebab itu, dengan melibatkan kelima unsur tersebut yaitu berat badan, tinggi badan usia, dan lingkaran pergelangan tangan serta kelamin kita akan mengetahui dengan pasti berat paling ideal dari tubuh kita.

Menghitung berat tubuh dengan metode Broca akan membuat kita tahu berapa berat ideal tubuh kita yang seharusnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rumus dan cara menghitung berat badan dengan menggunakan BMI dan metode Broca.


Menghitung berat badan dengan metode BMI



Kategori


  1. Kurang dari 15: kekurangan berat badan (sangat parah)
  2. 15-16: kekurangan berat badan (parah)
  3. 16-18,5: kekurangan berat badan (kurus)
  4. 18,5-25: ideal (normal) - ini adalah berat badan yang sehat
  5. 25-30: kegemukan
  6. 30-35: obesitas kelas 1
  7. 35-40: obesitas kelas 2
  8. Lebih dari 40: obesitas kelas 3


BMI Hongkong


Nilai BMI (Hospital Authority of Hong Kong) berbeda dengan penghitungan internasional seperti yang kamu lihat di bagian atas. Terdapat perbedaan nilai penghitungan berat badan yang cukup signifikan yaitu:
  1. Di bawah 18,5: kekurangan berat badan (kurus)
  2. 18,5-23: normal (ideal)
  3. 23-25: kegemukan
  4. 25-30: obesitas
  5. Di atas 30: obesitas parah


BMI Jepang menurut studi obesitas tahun 2000


  1. Kurang dari 18,5: kurus
  2. 18,5-25: normal (ideal)
  3. 25-30: obesitas level 1
  4. 30-35: obesitas level 2
  5. 35-40: obesitas level 3
  6. Lebih tinggi dari 40: obesitas level 4.


BMI Singapura


Berbagai metode penghitungan berat badan mendapatkan beberapa revisi di Singapura. Berdasarkan penghitungan berat badan dan penetapan standar tahun 2005 untuk populasi Asia (khususnya di Singapura) berikut adalah penghitungan berat badan BMI mereka.
  1. Di bawah 18,5 ( kekurangan gizi dan beresiko osteporosis)
  2. 18,5-23 (berat badan ideal)
  3. 23-27,5: (beresiko terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke dan diabetes) - kelebihan berat badan.
  4. Lebih dari 27,5 (beresiko tinggi terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan stroke). Obesitas


Menghitung BMI berdasarkan rumus WHO


A. Wanita
  1. Kurang dari 18: terlalu kurus
  2. 18-25: ideal
  3. 25-27: kegemukan
  4. Lebih dari 27: obesitas
B. Pria
  1. Kurang dari 17: kurus
  2. 17-23 ideal (berat badan sehat)
  3. 23-27: kegemukan
  4. Di atas 27: obesitas



Rumus dan cara menghitung berat badan ideal berdasarkan BMI


Berat badan ideal = (Berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))) : 2,82 = BMI

Contoh:

Tn. Andi memiliki tinggi badan 175 cm dan beratnya saat ini adalah 60 kg. Apakah berat Andy tersebut ideal?

60 (Kg) : 1.75 x 1.75 : 2,82 = 21.28 (BMI)

Berdasarkan hasil di atas maka Tn. Andi dianggap memiliki berat badan ideal dan sehat. Berat badan tersebut perlu dipertahankan agar terhindar dari berbagai bahaya apabila kelebihan berat badan.


Bahaya kelebihan berat badan bagi kesehatan


Cek kesehatan diabetes
Cek kesehatan


Kelebihan berat badan yang didasarkan pada penghitungan BMI menurut ahli kesehatan dapat meningkatkan resiko terkena berbagai macam penyakit hingga kematian seperti:
  • Penyakit jantung koroner
  • Diabetes tipe 2
  • Dislipidemia
  • Penyakit kandung empedu
  • Hipertensi (darah tinggi)
  • Osteoarthritis
  • Sleep apnea
  • Stroke
  • 10 jenis kanker, mulai dari kanker endometrium, kanker payudara, kanker usus, dan lain lain.
  • Epidural lipomatosis
Menurut penelitian, orang yang kelebihan berat badan dan tidak pernah merokok beresiko 51% lebih tinggi mengalami kematian dibandingkan dengan orang yang merokok tapi memiliki berat badan normal. Jadi, dalam hal ini kelebihan berat badan lebih berbahaya dibandingkan dengan merokok. Namun ingat! merokok tetap tidak dianjurkan.


Menghitung berat ideal dengan Broca


Metode Broca dikenalkan oleh Paul Broca, yaitu seorang antropolog yang berasal dari Prancis. Metode penghitungan berat badan menurut Broca tersebut menggunakan setidaknya 5 komponen penting yaitu:
  1. Tinggi badan
  2. Berat badan
  3. Usia
  4. Jenis kelamin
  5. Lingkar pergelangan tangan kanan


Lingkar pergelangan tangan pria



  • Kurang dari 17 Cm: asthenic
  • 17-20 cm: normosthenic
  • Lebih dari 20 cm: hypersthenic


  • Lingkar pergelangan tangan wanita



  • Kurang dari 16 Cm: asthenic
  • 16-18 cm: normosthenic
  • Lebih dari 18 cm: hypersthenic


  • Koefisien


    • Jika tinggi badan 165 cm atau lebih rendah dari itu, koefisiennya adalah 100.
    • Jika tinggi badan antara 165-175 cm maka koefisiennya adalah 105.
    • Jika tinggi badan di atas 175 cm maka koefisiennya adalah 110.


    Faktor usia


    Jika usia 20-30 tahun, maka berat badan harus diturunkan 11%. Jika usia lebih dari 50 tahun, makan akan meningkat sebesar 6%.


    Faktor lingkar pergelangan tangan


    • Asthenic, harus diturunkan 10%.
    • Hypersthenic, harus dinaikkan 10%.


    Contoh menghitung berat badan dengan metode Broca


    Tn. Andi memiliki tinggi badan 180 cm. Berapakah berat ideal Tn. Andi?

    Rumus

    Berat badan normal = Tinggi badan (cm) – 100

    Berat badan ideal = Berat badan normal – 10% (jenis kelamin/usia/pergelangan tangan) x berat badan normal

    Contoh:

    Berat badan normal = 180 (cm) – 100 = 80

    Berat badan ideal = 80 – 10% x 80 = 72 (Kg)

    Berat ideal Tn. Andi dengan tinggi tubuhnya yang mencapai 180 adalah 72 Kg.
    Joni Pranata
    Joni Pranata Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

    Posting Komentar untuk "Perbedaan Cara Menghitung Berat Badan Menggunakan BMI dan Broca"