Cara Saya Ikut Menjaga Bumi agar Tetap Hijau dan Lestari
Banyak orang yang tidak peduli atau bersikap acuh terhadap kondisi hutan karena ketidaktahuan mereka. Seandainya mereka tahu, saya yakin akan semakin banyak orang yang peduli.
Karena itulah, saya tergugah untuk menulis artikel ini. Untuk, berbagi sedikit pengetahuan mengenai, alasan "mengapa hutan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia maupun berbagai spesies yang ada di planet ini?"
Saya dan Hutan
Saya lahir dan besar di Kalimantan Timur. Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi hutan dan berjarak sekitar 10 km dari kota.
Di Kalimantan, hutan adalah pemandangan yang sangat umum. Hampir bisa dipastikan, kita akan menemukan hutan kemanapun kita pergi. Bahkan tak jarang, kita akan melewati hutan ketika pergi dari satu kota ke kota lainnya.
Saat masih kecil dulu. Saya terbiasa pergi ke hutan di pinggir desa kami untuk mencari kayu bakar. Atau, buah-buahan dari pohon-pohon yang tumbuh liar. Seperti pohon cempedak, lahung, mangga hutan, hingga buah karamunting.
Menjelajah di hutan untuk mencari buah-buahan pun menjadi salah satu kegiatan rutin saya selain bermain karet dan kelereng atau berbagai permainan tradisional dengan teman-teman sebaya.
Entah mengapa, saya sangat suka dan selalu merasa excited setiap kami menginjakkan kaki di atas tanah lembab yang tertutup dedaunan saat memasuki hutan.
Mungkin… Mungkin kebahagiaan yang saya rasakan setiap masuk hutan disebabkan karena, saya selalu berharap bisa menemukan buah-buahan yang matang dan manis. Atau, mungkin karena aroma hutan itu sendiri yang tercium khas.
Tapi setelah lulus SD, orang tua mengirim saya keluar pulau untuk bersekolah. Tahun demi tahun saya habiskan di rantauan untuk menuntut ilmu hingga ke perguruan tinggi dan kini berkeluarga.
Meski lama tak menginjakkan kaki di tanah kelahiran saya tersebut. Namun, sekali waktu, saya pasti pulang untuk menjenguk orang tua dan untuk mengobati rasa rindu pada tanah yang menjadi tempat saya menghabiskan masa kecil.
Tapi… Begitulah dunia. Terus berkembang dan masyarakatnya pun semakin maju.
Setelah puluhan tahun meninggalkan tanah kelahiran. Saat kembali, hutan rindang nan asri dan sejuk yang dulu sering saya jelajahi untuk mencari kayu bakar dan buah-buahan, kini sudah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan.
Ada rasa sedih yang mengiris ketika saya mengenang momen-momen masa kecil dulu, setiap kali melihat hutan-hutan tersebut yang kini telah beralih fungsi.
Karena saya tahu. Di setiap pohon yang dulu ada di sana, adalah rumah bagi serangga, burung, lumut, jamur, dan berbagai kehidupan lainnya. Lalu, yang paling memilukan adalah, ekosistem yang sudah berjalan tersebut mungkin tak akan pernah hidup kembali.
Manusia dan Lingkungan
Meskipun ada sejuta alasan mengapa manusia membabat hutan dan mengganti pepohonan dengan tiang-tiang beton serta menutupi rerumputan dengan semen.
Tapi yang pasti. Semua alasan tersebut tidak akan mampu menghindarkan kita dari dampak yang akan kita rasakan puluhan atau mungkin ratusan tahun yang akan datang. Terlebih, jika kita masih tidak peduli terhadap lingkungan kita, khususnya terhadap hutan.
Seperti yang saya katakan pada paragraf pertama di atas. Jika ada orang yang mengatakan bahwa mereka "tidak peduli" dengan lingkungan, dengan kondisi bumi ini. Saya yakin, orang tersebut sama sekali tidak mengerti betapa penting dan dekatnya hubungan serta keterikatan kita sebagai manusia dengan lingkungan. Jika diibaratkan, hubungan antara manusia dan bumi seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan satu sama lain.
Penambangan, deforestasi, hingga urbanisasi, adalah sebagian kecil contoh hal-hal yang dilakukan manusia terhadap lingkungan demi memenuhi hasratnya.
Sayang seribu sayang. Banyak diantara manusia yang tidak menyadari bahwa, penambangan, urbanisasi, hingga deforestasi, telah dan akan memberikan dampak yang sangat mengerikan secara global.
Tak hanya menyebabkan perubahan iklim yang menimbulkan berbagai bencana di berbagai belahan bumi, seperti banjir, badai, hingga hujan es, deforestasi hingga penambangan telah menyebabkan jumlah hutan di bumi ini berkurang drastis. Akibatnya,
- Banyak hewan-hewan yang mati dan punah akibat kehilangan tempat tinggal
- Menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati yang sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan sistem di bumi
- Menyebabkan meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer
- Menyebabkan perubahan iklim semakin tidak menentu
- Menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah
- Menyebabkan gelombang panas yang meningkat. Atau,
- Berbagai macam peristiwa ekstrim lainnya
Hewan-hewan yang habitat alaminya ada di hutan, juga kadang-kadang ditangkap untuk dipelihara. Padahal, selain perbuatan tersebut tidak dapat dibenarkan, menangkap hewan dari hutan untuk dipelihara juga bisa meningkatkan risiko penyakit menular yang berasal dari hewan-hewan peliharaan tersebut kepada manusia.
Itulah sejumlah kecil gambaran mengenai kondisi hutan atau lingkungan kita saat ini dan dampak yang telah dan akan kita rasakan.
Jika kita masih juga tidak peduli terhadap kondisi bumi. Saya khawatir, kitalah yang akan diminta pertanggung jawaban karena menempatkan anak cucu kita dalam situasi dan kondisi yang mengerikan di masa depan.
Karena itu, saya pribadi selalu berusaha untuk ikut menjaga bumi agar tetap hijau dan lestari dengan melakukan berbagai aksi nyata.
Meskipun beberapa tindakan yang saya lakukan sederhana adanya. Tapi saya yakin, seremeh apapun tindakan tersebut, pasti akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi bumi yang kita tinggali ini.
Mengapa Hutan Begitu Penting?
Mengapa Hutan Penting untuk Kita? |
Hutan menutupi hampir sepertiga dari seluruh daratan di bumi ini. Hutan menyediakan infrastruktur organik dan menjadi rumah bagi ribuan atau bahkan jutaan spesies di planet ini.
Hutan juga menjamin kelangsungan hidup kita. Sebab, hutan lah yang memompa oksigen dan menyerap karbondioksida yang kita hembuskan.
Satu pohon di hutan yang cukup dewasa dan berdaun lebat. Diperkirakan bisa menghasilkan pasokan oksigen untuk 2 hingga 10 orang setiap harinya.
Jika ditelaah lebih jauh, kita akan melihat berbagai manfaat hutan yang mungkin tidak pernah terlintas di benak kita sebelumnya. Seperti misalnya,
- Hutan lah yang menjadi rumah bagi setengah spesies di bumi ini
- Diperkirakan ada 300 jutaan orang yang tinggal di hutan di seluruh dunia. Termasuk 60 juta penduduk asli yang kelangsungan hidupnya bergantung pada hasil hutan
- Keberadaan pohon-pohon di hutan lah yang membuat bumi yang kita tinggali ini masih terasa sejuk
- Hutan lah yang menyerap CO2 sehingga pemanasan global bisa dicegah
- Karena keberadaan hutan, kita masih bisa menikmati hujan
- Hutan pulalah yang membantu kita terhindar dari banjir
- Mereka jugalah yang membantu kita melindungi ekosistem dan menetralisir bahan kimia beracun, mineral hasil tambang, hingga racun pestisida yang disemprotkan ke sayur maupun buah-buahan
- Hutan berfungsi layaknya spons raksasa yang menyerap air kemudian mengalirkannya di sela-sela tanah sebagai persediaan air bersih bagi kita. Sehingga kita bisa menggunakannya untuk minum, sanitasi, maupun irigasi
- Hutan membantu membersihkan polutan, karena pepohonan bisa menyerap racun atau menurunkan kadar bahayanya
- Hutan jugalah yang membantu kita dalam membersihkan udara kotor sehingga udara yang kita hirup tetap sehat
- Di samping itu, diperkirakan 1,6 miliar orang di bumi ini memiliki mata pencaharian yang bergantung pada hutan
Fakta Mencengangkan Mengenai Hutan Indonesia
Hutan adalah rumah binatang |
Kita patut berbangga karena Indonesia disebut-sebut sebagai kawasan hutan hujan terbesar ketiga di dunia setelah hutan Amazon dan hutan di Kongo (Afrika).
Hutan hujan (rainforest) yang ada di Indonesia merupakan habitat bagi sebagian besar spesies yang ada di dunia ini. Setidaknya, hutan Indonesia mengandung 10% spesies tumbuhan, 12% spesies mamalia, dan 17% dari spesies burung yang ada di dunia.
Di samping fakta tersebut, berikut adalah beberapa fakta mengenai hutan Indonesia yang sebaiknya kita tahu, agar kita semakin sadar lingkungan dan semakin peduli.
- Setiap tahun, hutan di Indonesia berkurang 684.000 hektar akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan, dan lain sebagainya. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-2 dunia setelah Brazil sebagai negara dengan kehilangan hutan tertinggi
- Dampak akibat berkurangnya jumlah hutan yang signifikan tersebut, 2/3 kantong populasi gajah di Lampung dan Riau punah dalam kurun waktu 25 tahun. Itu belum termasuk berbagai satwa di Papua dan Kalimantan
- Hutan Indonesia yang merupakan hutan tropis, dikenal sebagai salah satu sumber energi mikrobiologis yang sangat dibutuhkan dunia
- Penurunan kualitas air bersih di Indonesia menurun drastis akibat deforestasi
- 8 s/d 10 persen kebutuhan kertas di Indonesia dipasok dari Hutan Tanaman Industri
- Hutan Indonesia adalah rumah bagi spesies endemik atau spesies yang tidak ditemukan di negara lain. Seperti, burung cendrawasih di Papua, bekantan di Kalimantan, hingga anoa di Sulawesi. Mirisnya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa, hewan endemik di Indonesia adalah salah satu jenis hewan yang paling mudah punah
- Hutan Indonesia adalah habitat bagi bahan baku berbagai obat-obatan yang tidak dimiliki oleh negara lain
- Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia karena hutan Indonesia adalah salah satu yang terluas di Asia. Ya… #HutanKitaSultan dan itu nyata adanya!
- Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan 40% hutan
- Berkurangnya luas hutan yang drastis di indonesia tersebut berdampak langsung terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca di seluruh dunia
Singkatnya! Peran hutan Indonesia itu penting. Tidak hanya bagi kita yang tinggal di negara ini, tapi juga bagi seluruh kehidupan di bumi.
Cara Saya Ikut Menjaga Bumi agar Tetap Hijau dan Lestari
Tidak hanya karena saya memiliki ikatan emosional yang kuat dengan hutan. Dan, selain karena saya mengetahui banyaknya manfaat hutan bagi kelangsungan hidup kita sebagai salah satu spesies di bumi. Saya, selalu berusaha untuk menjaga bumi agar tetap hijau dan lestari karena bagi saya, kita tidak boleh egois. Mengingat, di planet inilah anak keturunan kita akan lahir dan berkembang serta menjalani kehidupannya kelak.
Jika, kepedulian kita untuk menjaga kelestarian bumi, khususnya hutan, tidak tergugah dari sekarang. Saya khawatir, anak cucu kita lah yang akan merasakan berbagai dampak negatif ketidakpedulian kita tersebut.
Sebagai wujud kepedulian saya untuk menjaga agar bumi yang kita tinggali ini tetap hijau dan lestari. Saya selalu berusaha melakukan hal-hal kecil berikut, yang saya anggap bermanfaat dan bisa berdampak terhadap hutan di Indonesia.
1. Mengurangi penggunaan tissue
Setiap tahun, rata-rata bumi kehilangan 5 juta hektar hutan. Dan mirisnya, 95% hutan yang hilang tersebut berasal dari daerah tropis, seperti Indonesia.
Selain disebabkan karena peternakan sapi (41%) dan produksi minyak sawit serta kedelai (18%), penggunaan tissue adalah penyumbang 10% dari deforestasi di seluruh dunia.
Karena tisu terbuat dari kayu, maka mengurangi penggunaannya bisa membantu melestarikan alam dan mencegah penebangan hutan.
Untuk mengurangi penggunaan tissue, saya dan keluarga memulai dari hal-hal kecil. Seperti, menyediakan lap bersih untuk berbagai kebutuhan.
2. Mengurangi penggunaan kertas
Selain tisu, kertas adalah produk lainnya yang berbahan dasar kayu. Guna mengurangi penggunaan kertas, saya mencoba untuk mendorong diri sendiri dan keluarga agar,
- Tidak terlalu sering ngeprint
- Jika harus ngeprint, saya akan berusaha menggunakan kedua sisi kertas agar lebih hemat
- Mulai mengurangi pembelian buku-buku konvensional dan beralih ke buku digital (ebook dan audiobook)
- Tidak lagi membeli koran dan majalah, serta beralih membaca kabar dari internet
- Mendorong anak untuk menggunakan buku tulis yang sama meski naik kelas jika masih ada lembar yang kosong
- Mengajarkan anak cara merawat buku agar awet
3. Mengurangi penggunaan kayu
Dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering membutuhkan kayu untuk membuat berbagai macam perabotan. Seperti meja, kursi, rak, dan lain sebagainya.
Saat ingin membuat berbagai macam perabotan berbahan kayu. Saya pribadi biasanya mencari kayu-kayu bekas dari penyedia kayu kiloan.
Meja kerja yang saya gunakan untuk menulis artikel ini adalah salah satu bentuk usaha saya memanfaatkan kayu-kayu bekas.
4. Berkebun
Disebutkan bahwa, berkebun merupakan salah satu hobi paling sehat yang bisa kita coba.
Menurut saya, pernyataan tersebut tidak berlebihan. Mengingat, penelitian telah menunjukkan bahwa, kegiatan berkebun dapat memberikan banyak manfaat.
Selain bisa membantu menambah ruang hijau di bumi ini, berkebun juga bisa,
- Membantu tubuh melawan penyakit. Karena saat berkebun, sebagian besar waktu kita, akan kita habiskan di bawah sinar matahari yang mengandung vitamin D. Tahukah kamu, Vitamin D selain bikin tulang sehat, juga bisa membantu menurunkan resiko, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker kandung kemih, penyakit limfoma, psoriasis, diabetes tipe2, demensia, dan masih banyak penyakit-penyakit lainnya
- Meningkatkan kualitas tidur
- Membantu mempertahankan berat badan
- Membuat kita lebih atletis dan fit
- Meningkatkan fungsi kognitif otak sehingga bisa membantu menjaga ingatan agar tetap kuat hingga tua
- Bisa membuat kita lebih bahagia, dan
- Bisa menjadi stress relief
Karena itu, meski lahan yang tersedia sangat sempit. Tapi, kami tetap berusaha berkebun dengan memanfaatkan pot. Entah itu, untuk menanam bunga, sayur-sayuran, rempah, atau berbagai tanaman lainnya.
5. Menanamkan kecintaan terhadap hutan bagi anak-anak kami
Mengajarkan anak mencintai alam |
Saya dan istri kebetulan sama-sama terlahir di desa. Mungkin itulah yang menyebabkan kami merasa dekat dengan alam dan suka dengan suasana yang alami.
Sebagai upaya untuk menjaga bumi agar tetap lestari dan hijau. Tak lupa, kami juga mengenalkan hutan pada anak-anak melalui bacaan-bacaan yang menarik.
Kami juga selalu berusaha untuk melibatkan anak saat berkebun. Agar mereka tahu dan tidak merasa canggung saat nanti bercocok tanam sendiri.
Kemudian, kami juga sering mengajak anak-anak menghabiskan waktu di alam, dengan bermain di kebun, menyusuri sungai, atau memberikan mereka pengalaman memanen buah-buahan segar langsung dari pohonnya.
6. Beli perabot bekas berbahan kayu
Saya sering bersyukur menjadi salah seorang yang tidak terlalu terobsesi dengan barang-barang baru. Meskipun, saya tidak menampik jika memiliki barang-barang baru bisa membuat hati merasa senang.
Tapi jika barang tersebut berhubungan dengan perabotan berbahan kayu. Saya, lebih suka memprioritaskan perabotan bekas untuk dibeli.
Meja makan dan meja TV yang ada di rumah kami, adalah contoh perabotan bekas yang hingga saat ini masih sangat berguna dan masih kami pertahankan.
7. Menggunakan popok kain
Popok sekali pakai memang praktis. Tapi, di samping dampaknya terhadap polusi lingkungan, popok sekali pakai ternyata… banyak yang sebagian bahannya terbuat dari kertas.
Itu artinya, semakin banyak popok yang kita beli, akan semakin banyak pula pohon-pohon di hutan yang akan ditebang untuk membuat bahan popok sekali pakai tersebut.
Untuk mengurangi penggunaan popok sekali pakai, kami menyediakan popok kain (Clodi) yang tidak kalah praktis dibanding popok sekali pakai.
Popok kain seperti ini berbeda dengan popok kain tradisional yang digunakan oleh orang-orang tua dulu. Karena popok kain ini dirancang agar bisa menahan BAK dan BAB bayi. Kemudian, popok ini bisa dicuci dan digunakan kembali hingga beberapa bulan atau bahkan mungkin beberapa tahun.
Disamping bisa membantu mengurangi penebangan pohon yang digunakan untuk membuat bahan popok sekali pakai, menggunakan popok kain juga sangat membantu menghemat pengeluaran.
8. Mengkampanyekan penyebab dan dampak perubahan iklim
Menulis artikel ini adalah salah satu cara saya mengkampanyekan penyebab dan dampak perubahan iklim.
Beberapa waktu yang lalu, saya juga pernah berkolaborasi dengan istri untuk menulis artikel bertajuk #TeamUpforImpact yang membahas mengenai dampak perubahan iklim. Artikel tersebut telah dipublish di salah satu personal blog istri saya.
Tak hanya melalui artikel. Saya juga sudah lama berencana untuk membuat konten video bersama anak. Sebagai upaya untuk memperkenalkan manfaat hutan bagi kehidupan dan dampaknya apabila pohon-pohon di hutan ditebang.
Meskipun hingga saat ini konten tersebut belum juga terealisasi karena keterbatasan waktu. Tapi, saya berharap suatu saat nanti saya bisa merealisasikannya.
9. Mendukung pembangunan secara vertikal
Berbagai pembangunan yang dilakukan secara horizontal telah terbukti menyebabkan banyak hutan di negara hilang.
Entah itu, untuk membangun pemukiman, infrastruktur seperti jalanan, perkantoran, pusat-pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya.
Karena itu, saya pribadi sangat mendukung pembangunan secara vertikal. Seperti rumah susun atau apartemen, atau gedung-gedung bertingkat yang bisa dimanfaatkan sebagai kantor bersama.
10. Mendukung setiap tindakan untuk konservasi hutan
Dukung konservasi hutan |
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung kegiatan konservasi hutan dan reboisasi. Karena kegiatan-kegiatan seperti inilah yang bisa membantu kita menjaga kelestarian hutan.
Salah satu cara saya mendukung aktivitas konservasi hutan yaitu dengan mendengarkan lagu berjudul "Dengar Alam Bernyanyi" melalui platform YouTube, Spotify, atau Apple Music.
Kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi tersebut bisa dikatakan sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi hutan Indonesia? Berikut jawabannya.
Yuk, Dukung Konservasi Hutan Indonesia dengan Mendengarkan Lagu
Mendengarkan lagu berjudul "Dengar Alam Bernyanyi" yang dilantunkan oleh Laleilmanino, Chicco Jerikho, HIVI!, dan Sheila Dara Aisha tersebut, ternyata tidak hanya bisa menggugah kita agar lebih peduli terhadap hutan, tapi juga bisa memberikan kita kesempatan untuk ikut mendukung konservasi hutan di Indonesia lho…
Hal itu bisa terwujud karena, sebagian royalti dari lagu yang kita dengarkan tersebut akan disumbangkan untuk restorasi dan konservasi hutan hujan tropis di Indonesia.
Mendengarkan dan menyaksikan animasi lagu ini di YouTube, membuat saya kembali terkenang akan pengalaman masa kecil dulu–yang telah saya ceritakan sebelumnya pada sub judul "Saya dan Hutan."
Penggalan liriknya yang berbunyi, "Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada; Dengar alam bernyanyi;" mampu membangkitkan kenangan-kenangan masa kecil saya dulu ketika sering menjelajahi hutan untuk mencari kayu dan buah-buahan dari pohon-pohon yang tumbuh liar.
Karena saat ada di hutan, kita pasti akan mendengar gemerisik dedaunan yang dihembus angin diantara ramainya kicauan burung dan nyaringnya bunyi tonggeret.
Irama alam di hutan tersebut adalah lantunan khas yang pasti akan kita dengar jika bermain-main di hutan.
Secara keseluruhan, saya sangat mengapresiasi lirik lagu ini. Karena, sangat mengena dengan kehidupan kita saat ini. Disamping itu, liriknya juga mencoba menggugah kesadaran kita untuk melestarikan hutan.
"Simpanlah gawaimu hirup dunia" adalah penggalan lain dari lirik lagu tersebut yang sangat tepat dalam menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat di era modern ini.
Ya! Masyarakat saat ini saya lihat mulai kehilangan kepedulian terhadap alam. Khususnya hutan, karena, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain gadget.
Karena sibuk bermain gadget, banyak generasi muda yang tidak sempat bermain di alam, tidak pernah mencium aroma hutan, tidak sempat berkebun apalagi menanam pohon, dan bahkan tidak sempat mempelajari manfaat alam bagi kehidupannya.
Kesimpulan
Masih banyak orang yang belum menyadari dampak berkurangnya jumlah hutan di Indonesia. Atau, dampak penebangan pohon di hutan pada kelangsungan hidup kita di bumi ini. Dan, masih banyak orang yang belum tahu kalau,
- Hutan lah yang menyingkirkan polusi sehingga langit di siang hari itu bisa berwarna biru,
- Karena hutan lah kita masih bisa menghirup udara sehat,
- Berkat hutan kita masih bisa menikmati udara sejuk,
- Karena hutan kita tidak kehabisan oksigen,
- Karena hutan pula kita masih bisa menikmati air bersih yang segar untuk minum dan sanitasi, serta
- Karena masih ada hutan, maka kita ada
Ya! Isabel Rosa, seorang dosen data dan analisis lingkungan di Universitas Bangor di Wales menegaskan bahwa, kehilangan hutan bisa berarti kehilangan sesuatu yang menopang hidup kita di planet ini.
Dan, jika kita berbicara mengenai hutan. Indonesia adalah salah satu negara dengan hutan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo di Afrika.
Keberadaan hutan yang luas inilah yang membuat negara kita dijuluki sebagai "paru-paru dunia." Karena itu, tidak mengherankan jika #IndonesiaBikinBangga.
Tapi sayang, hutan Indonesia yang membanggakan tersebut harus berkurang 684.000 hektar setiap tahun akibat kebakaran, penebangan liar, perluasan pemukiman, atau perambahan hutan.
Jika hal tersebut (kehilangan hutan) terus terjadi. Kita akan kehilangan hutan di masa depan. Itu artinya, kita akan kehilangan sesuatu yang selama ini menyeimbangkan sistem di planet ini.
Jika hal tersebut terjadi, tidak menutup kemungkinan dunia akan menghadapi bencana banjir, badai, puting beliung, dan (yang paling mengkhawatirkan) kehilangan penopang hidup.
Untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi. Kita harus peduli dan mau berbuat. Entah itu, dengan belajar mencintai alam dan hutan, berkebun atau menanam pohon, mengurangi penggunaan benda-benda yang berbahan dasar kayu seperti tisu atau kertas dan juga popok sekali pakai, serta mendukung setiap aksi menyelamatkan bumi.
Salah satu aksi yang patut kita dukungan adalah, aksi penggalangan dana untuk reboisasi atau restorasi hutan dan konservasi hutan melalui lagu "Dengar Alam Bernyanyi."
Semakin sering kita mendengarkan lagu tersebut di platform YouTube, Spotify, atau Apple Music yang link-nya telah saya cantumkan di atas, maka akan semakin banyak royalti yang akan terkumpul untuk konservasi dan restorasi hutan di Indonesia.
Karena itu, jangan ragu berbuat #UntukmuBumiku meski tindakan tersebut tampaknya remeh. Karena saya percaya, sekecil apapun tindakan positif yang kita lakukan, akan memberikan dampak besar bagi kelestarian hutan kita.
Yuk! Share sebanyak-banyaknya link lagu tersebut dan ajak teman-teman serta adik, kakak, ibu, bapak, engkong, nenek buat mendengarkannya. Supaya bumi kita tetap hijau dan lestari.
Posting Komentar untuk "Cara Saya Ikut Menjaga Bumi agar Tetap Hijau dan Lestari"