Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Depan eSport dan Cara Mengedukasi Anak di Era Digital

Masih jelas di ingatan saya. Pada tahun 2019 lalu, saya dibuat tercengang oleh beberapa gelaran eSport yang hadiahnya mencapai miliar bahkan ratusan miliar rupiah.

Dua diantaranya adalah, The International 2019 yang menyediakan total hadiah hingga USD 34 juta atau setara dengan Rp 500 miliar lebih. Dan, Fortnite World Cup 2019 yang menyediakan hadiah hingga USD 30 juta yang setara dengan Rp 440 miliar lebih.

Selain kedua gelaran eSport tersebut, sebenarnya masih ada banyak pertandingan-pertandingan eSport dengan hadiah besar lainnya.

Masa Depan eSport di Era Digital

Melihat peluang tersebut, tidak mengherankan apabila generasi muda saat ini, banyak yang bercita-cita menjadi atlet eSport. Lalu, bagaimana peluangnya?

Masa Depan eSport

Kemajuan teknologi digital diprediksi akan membuat eSport menjelma menjadi salah satu cabang olahraga besar di masa depan.

Bahkan, tidak sedikit yang meramal jika eSport akan mengalahkan berbagai olahraga besar lainnya pada 10 atau 20 tahun yang akan datang.

Flashback ke zaman saya kuliah di salah satu Universitas IT ternama di Yogyakarta sekitar 12 tahun. Waktu itu… bermain game adalah aktivitas yang jamak ditemukan di antara mahasiswa.

Tidak hanya di kalangan mahasiswa IT, bisa dibilang, semua mahasiswa yang punya laptop atau komputer, pasti menggunakan perangkat tersebut untuk bermain game di sela-sela rutinitas kuliah.

Sampai-sampai, tidak sedikit yang menjadikan kegiatan bermain game di Konter PS maupun komputer pribadi (PC) sebagai hobi utama--hingga mengabaikan kuliah.

Beberapa game populer yang banyak dimainkan pada masa itu diantaranya adalah, Counter Strike untuk game First Person Shooter (FPS), DOTA untuk game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), dan PES serta FIFA untuk game sepakbola (soccer).

Semasa saya kuliah dulu, kegiatan bermain game dianggap negatif oleh masyarakat dan lebih banyak dimainkan secara offline. Mengingat, harga internet dianggap masih mahal dan bersifat eksklusif.

Itulah sebabnya mengapa, hanya ada sedikit pemain game yang serius berlatih atau membuat tim untuk mengikuti pertandingan atau turnamen berhadiah.

Tapi di era modern ini, bermain game dianggap sebagai salah satu peluang karir yang menjanjikan. Apalagi, sekarang internet murah semakin mudah diperoleh. Seperti yang ditawarkan oleh IndiHome dari Telkom Group contohnya.

Ditambah lagi, jalan untuk meniti karir menjadi atlet eSport profesional semakin mudah, sebab semakin banyak bermunculan pusat-pusat pengembangan atlet eSport.

Salah satu pusat pengembangan atlet eSport yang terkenal di Indonesia adalah Limitless Esport Academy by IndiHome (LEAD by IndiHome).

Saya pribadi pada awalnya menganggap bermain game, sebagai kegiatan yang kurang berfaedah dan buang-buang waktu saja.

Namun, pandangan saya tersebut banyak berubah pada tahun 2018 lalu.

Ceritanya begini…

Sebagai seorang blogger dan content writer. Saya tentu saja banyak menerima job menulis. Kebetulan, pada tahun 2018, salah satu client saya adalah e-commerce yang berstatus Unicorn di Indonesia. Pada saat itu, client saya ini memesan ratusan artikel dengan tema-tema yang lagi happening.

Diantara sekian banyak tema yang diminta, eSport adalah salah satunya. Karena pada saat itu, sedang digelar Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

Meski pada gelaran Asian Games 2018 tersebut Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) hanya dijadikan eSport sebagai desmosport (exhibition). Namun, kemeriahannya jauh lebih besar dari perkiraan saya.

Awalnya, saya mengira jika pertandingan game itu pasti membosankan seperti gambar di bawah ini.

pertandingan game tahun 2000an
Sumber gambar GamerHub.TV

Dan, tidak pernah membayangkan jika eSport di era sekarang akan semeriah ini…

Turnamen eSport tahun 2021
Sumber gambar Brilio.net

Atau, seperti major eSport tournament ini…

Arena Pertandingan game eSport
Sumber gambar GameBrott.com

Stigma Negatif Kepada Para Gamer

Tapi meski meyakini eSport sebagai salah satu peluang karir yang menjanjikan di masa depan, namun stigma di otak saya masih mengatakan kalau, bermain game dapat memberikan berdampak negatif dan bisa menyebabkan kerusakan generasi bangsa.

Tidak hanya saya. Banyak orang tua di luar sana yang mengeluh karena anak-anaknya lebih suka menghabiskan waktu bermain game di smartphone daripada belajar.

Karena itu, tidak aneh jika banyak yang menganggap kalau gamers itu ibarat pengangguran dan dicap tidak punya masa depan yang cerah.

Tapi, disamping sisi negatifnya seperti membuat anak kecanduan, melupakan aktivitas belajar, dan menjadikan gamer anti-sosial. Tapi jangan lupa, bermain game sebenarnya menawarkan banyak hal-hal positif. Betapa tidak, untuk memainkan dan memenangkan pertandingan game, seringkali dibutuhkan:

  • Kecerdasan berfikir
  • Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
  • Kemampuan memecahkan masalah dan logika
  • Koordinasi tangan dan mata serta otak yang baik, serta
  • Harus perhatian terhadap detail, dll

Selain beberapa sisi positif di atas. Sisi positif bermain game lainnya adalah, seorang gamer berpeluang menjadi atlet eSport.

Peluang ini tidak lepas dari, adanya kemajuan teknologi digital dan dukungan internet murah serta kehadiran pusat pengembangan atlet eSport.

Agar game tidak menjadi batu sandungan bagi masa depan anak, orang tua harus tahu bagaimana cara mendidik anak di era digital dan anak-anak juga harus tahu cara meniti karir di era teknologi--seperti menjadi atlet eSport misalnya.

Bagaimana cara mendidik anak di era digital dan mendidik anak menjadi atlet eSport?

Mendidik Anak di Era Digital Menjadi Atlet eSport

Smartphone, internet, dan game, adalah sebuah keniscayaan di era digital ini. Kombinasi antara smartphone dan internet telah kita lihat–mampu menghadirkan berbagai virtualisasi yang belakangan telah berubah menjadi sendi utama kehidupan masyarakat modern.

Berikut adalah beberapa daftar virtualisasi yang tercipta akibat transformasi digital dan kehadiran smartphone maupun internet.

Berbagai Manfaat Internet dan Smartphone
Sumber gambar TMCnet

  • Pembayaran transaksi secara digital menggunakan e-money (uang digital) dan e-wallet (dompet digital)
  • Berbelanja secara digital di e-commerce atau pasar digital (marketplace)
  • Membudidayakan ikan menggunakan teknologi efishery di bidang pertanian
  • NFT dan kehadiran dunia virtual yang disebut "Metaverse"
  • Eksistensi mobil otonom dan e-ticketing di bidang transportasi, hingga
  • eSport di bidang olahraga

Karena sekarang adalah era digital, maka anak-anak yang lahir di era modern ini juga harus dididik agar melek teknologi dan mampu memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Agar bisa mendidik anak-anak di era digital, tentu kita sebagai orang tua juga harus melek teknologi. Untuk menjadi orang tua yang melek teknologi, saya pribadi berusaha untuk meliterasi diri dan mengikuti perkembangan teknologi.

Misalnya, dengan membaca di website, belajar melalui media digital seperti YouTube hingga Tiktok, serta mengikuti rangkaian webinar SiberKreasi 4 Pilar Literasi Digital yang diadakan oleh pemerintah melalui Kominfo.

webinar SiberKreasi 4 Pilar Literasi Digital tips Game
Sumber gambar JatimPos.co

FYI, webinar 4 Pilar Literasi Digital yang diadakan oleh Kominfo ini masih berlangsung setidaknya hingga akhir November 2022. Jadi, jangan lupa ikut dan cari link zoom meetingnya di web siberkreasi.id atau melalui IG di @siberkreasi ya…

Setelah banyak membaca, belajar, dan mengikuti webinar SiberKreasi. Menurut saya, berikut adalah beberapa poin-point penting mengenai cara dan hal-hal yang dibutuhkan untuk mendidik anak diera digital sekaligus mempersiapkan anak menjadi atlet eSport.

1. Perkenalkan anak pada game eSport

Memperkenalkan game eSport kepada anak

Ada banyak game yang kerap dipertandingkan dalam berbagai turnamen. Namun, hanya beberapa diantaranya yang sering dipakai pada eSport.

Kita sebagai orang tua, bertugas untuk memperkenalkan berbagai game yang sering ditandingkan di turnamen eSport.

Berikut adalah daftar game yang saat ini sering dipertandingkan pada eSport.

  1. Mobile Legends: Bang Bang
  2. Arena of Valor (AOV)
  3. PUBG: Battlegrounds
  4. Fortnite
  5. Dota 2
  6. Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO)
  7. League of Legends: Wild Rift
  8. VALORANT
  9. Rainbow Six Siege
  10. Call of Duty: Warzone
  11. PES
  12. FIFA
  13. Point Blank
  14. Clash Royale
  15. Hearthstone
  16. Starcraft
  17. Overwatch
  18. Apex Legend
  19. Call of Duty
  20. Free Fire
  21. StarCraft II

daftar game yang dipertandingkan di eSport
Sumber gambar SuaraMerdeka.com

List game eSport di atas dibuat secara acak. Berikut adalah Top 5 game eSport berdasarkan besaran hadiahnya. Dimulai dari yang tertinggi,

  1. Dota 2
  2. CS: GO
  3. Fortnite
  4. LoL
  5. PUBG mobile

2. Dampingi anak saat bermain game

Mendampingi anak bermain game

Berbagai macam game yang ada di list di atas banyak yang diciptakan untuk anak-anak usia 12 tahun ke atas. Karena game-game tersebut banyak mengandung kekerasan. Beberapa diantaranya mungkin menampilkan karakter khusus dewasa.

Jadi, kalau kamu berniat mengenalkan game-game yang populer dipertandingkan pada eSport tersebut, pastikan kamu mendampingi anak saat bermain.

3. Buatlah manajemen waktu

Resiko screen time berlebihan bagi anak
Sumber gambar KataData.co.id

Anak-anak yang kebablasan dalam bermain game hingga melupakan tugas utama mereka untuk belajar ataupun bersosialisasi, sebagian besar disebabkan karena orang tuanya tidak menerapkan manajemen waktu dalam bermain game atau gadget.

Karena itulah, setiap orang tua harus membuat jadwal, kapan dan berapa lama waktu anak-anak boleh memegang gadget dan bermain game.

4. Kenalkan literasi digital pada anak

4 Pilar literasi digital untuk anak
Sumber gambar KataData.co.id

Sebelum anak-anak diberikan kesempatan bermain gadget dan mengakses internet, mereka harus dibekali 4 pilar literasi digital, yaitu:

  1. Etika Digital
  2. Budaya Digital
  3. Keamanan Digital, dan
  4. Keterampilan Digital

Membekali anak-anak pada empat literasi digital di atas bermanfaat untuk,

  • Memotivasi anak-anak memaksimalkan gadget dan teknologi
  • Mengamankan gadget dan penggunanya
  • Mengamankan data pribadi
  • Beretika di internet. Dan,
  • Menumbuhkan jiwa patriotisme

5. Berikan dukungan moril dan immoril

Untuk meniti karir menjadi atlet eSport, anak-anak harus mendapatkan dukungan moril maupun material, terutama dari orang-orang terdekatnya.

Dukungan moril dan immoril sangat dibutuhkan untuk mempertahankan semangat dan motivasi anak.

Berikut adalah bentuk konkrit dukungan yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anak dalam membangun karir sebagai atlet eSport.

  • Berikan waktu khusus kepada anak untuk berlatih game
  • Ajak mereka menonton pertandingan eSport. Selain bisa memberikan semangat, menonton pertandingan eSport akan menambah pengalaman anak
  • Berikan kesempatan kepada anak mengikuti turnamen game skala kecil maupun besar
  • Tetap dukung dan berikan semangat meski anak-anak belum berprestasi dalam pertandingan
  • Daftarkan anak pada pengembangan atlet eSport
  • Dorong anak agar aktif mengikuti komunitas game
  • Berikan perlengkapan yang memadai seperti gadget khusus gaming maupun internet cepat

6. Daftarkan anak ke pengembangan atlet eSport

pusat pengembangan atlet eSport LEAD by IndiHome
Sumber gambar IndiHome.co.id/leadacademy

LEAD by IndiHome atau Limitless Esport Academy by IndiHome adalah salah satu pusat pengembangan atlet eSport tersedia untuk para enthusiast eSport maupun komunitas atlet eSport di Indonesia.

Anak-anak yang sudah memenuhi syarat, seperti, sudah berusia 16 tahun ke atas, atau sudah punya tim, bisa didaftarkan ke LEAD by IndiHome untuk memuluskan langkahnya menjadi atlet eSport profesional.

7. Daftarkan anak di komunitas eSport

Komunitas Gamer Dumai Gaming Community
Sumber gambar esportsnesia.com

Sembari menunggu anak-anak cukup umur untuk mendaftar di pusat pengembangan atlet eSport seperti di LEAD by IndiHome. Anak-anak sebaiknya didaftarkan pada komunitas-komunitas eSport yang bisa membantu mereka dalam,

  • Mengembangkan kemampuan bermain game
  • Mencari dan membangun tim, serta
  • Untuk mempermudah mereka memperoleh informasi seputar game maupun pertandingan, dll

8. Dukungan peralatan yang memadai

Smartphone terbaik untuk main gaming
Sumber gambar IndiHome.co.id

Dalam dunia game, peralatan yang digunakan memegang peranan vital dalam mengasah kemampuan maupun memenangkan pertandingan.

Meski dalam situasi berlatih, anak-anak tetap harus didukung dengan peralatan yang memadai sesuai dengan kemampuan ekonomi masing-masing dan sesuai dengan jenis game yang akan dimainkan.

Untuk game mobile, anak-anak tentu saja perlu dibekali dengan smartphone spek gaming atau yang memang diciptakan untuk bermain game.

9. Pasang internet yang memadai

Harga Paket Gamer IndiHome

Pada akhirnya, semua poin di atas tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada dukungan internet yang cepat. Karena meskipun turnamen eSport kebanyakan diadakan secara offline, tapi untuk mengasah skill, gamer harus sering-sering berlatih tanding secara online.

Memilih provider internet untuk bermain game tidak boleh sembarangan. Dua syarat utama dalam memilih internet untuk berlatih bermain game di antaranya adalah,

  1. Koneksinya harus cepat, dan
  2. Latency-nya harus rendah

Saat ini, ada banyak provider yang menyediakan koneksi internet cepat. Tapi, tidak semuanya menawarkan latency yang rendah.

Mengapa latency yang rendah sangat dibutuhkan dalam bermain game online?

Latency (ping) adalah jeda waktu mengirim dan menerima data dari perangkat gamer ke server. Semakin rendah latency-nya, maka akan semakin baik.

Karena apabila jeda waktu menerima data terlalu besar, maka secepat apapun respon yang diberikan oleh gamer pada saat bermain game tidak akan berarti apa-apa jika koneksi internetnya lambat.

Sebab, bisa saja data yang diterima oleh gamer B pada detik ini, sudah terlebih dahulu diterima oleh gamer A beberapa milidetik yang lalu. Sehingga, reaksi gamer A akan lebih cepat karena ia menerima data lebih awal.

Latency Internet IndiHome

Setahu saya, di Indonesia, provider internet IndiHome adalah salah satu yang paling cocok untuk bermain game. Karena, berdasarkan berbagai survei, angka throughput koneksi internet IndiHome rata-rata berada pada angka 2,0 ms (millisecond).

Umumnya, latency atau ping koneksi internet yang masih dianggap wajar dalam dunia game online berada pada angka antara 40 - 60 millisecond. Jika lebih dari itu, maka akan dianggap sebagai koneksi yang buruk dan tidak cocok untuk bermain game.

Singkatnya, semakin rendah latency internet yang kita gunakan maka akan semakin bagus karena bisa mendukung kita dalam memberikan respon saat bermain game.

Secara pribadi, saya memang sangat merekomendasikan IndiHome dari Telkom Group. Tidak hanya karena, mereka menawarkan latency koneksi internet yang rendah, tapi juga karena menyediakan internet murah.

Di rumah, saya sudah menjadi pelanggan IndiHome sudah lebih 8 tahun meski sudah berpindah-pindah tempat lebih dari 4 kali.

Berdasarkan pengalaman saya menggunakan internet murah IndiHome, berikut adalah beberapa alasan yang membuat saya betah berlangganan.

  • Koneksi stabil dan cepat
  • Menawarkan harga paket internet murah, mulai 200 ribuan untuk speed 20Mbps
  • Jarang ada trouble
  • Pengaduan cepat ditanggapi dan cepat diselesaikan
  • CS available 24 jam
  • Biaya pasang murah
  • Syarat pemasangan mudah dipenuhi
  • Menyediakan banyak paket menarik yang di-bundle dengan:
    • Telepon gratis 100 menit
    • Disney Hotstar
    • Netflix, hingga
    • UseeTV yang berisi puluhan hingga ratusan channel. UseeTV adalah TV digital yang bisa di Play, Pause, dan Rewind

Promo IndiHome Terbaru

Beberapa waktu yang lalu, saya dapat informasi kalau saat ini IndiHome sedang menggelar promo yang dinamai "Promo Paket Jitu."

Promo IndiHome yang berlaku hingga 31 Desember 2022 ini menawarkan internet unlimited dengan harga mulai 200 ribuan dan diskon biaya pemasangan 70% serta gratis 1 bulan berlangganan.

Berikut adalah daftar pilihan paket promo yang ditawarkan oleh IndiHome.

Promo IndiHome Terbaru. Promo Paket Jitu

  1. Paket internet 20 Mbps dengan biaya berlangganan Rp 220K per bulan
  2. Paket 30 Mbps dengan biaya berlangganan Rp 280K per bulan
  3. Paket 30 Mbps yang di-bundling dengan Disney Hotstar ditawarkan dengan biaya berlangganan sebesar Rp 295K per bulan
  4. Paket 40 Mbps, biaya langganan Rp310K per bulan
  5. Paket internet & telepon 50 Mbps + Disney Hotstar dengan tarif berlangganan Rp 375K perbulan, dan
  6. Paket internet 100 Mbps + telpon dan Disney Hotstar dengan biaya langganan Rp 625K per bulan

Promo IndiHome seperti ini akan memudahkan kita mengikuti perkembangan kemajuan teknologi digital. Sekaligus membuka peluang bagi kita untuk menyediakan sarana yang memadai bagi anggota keluarga yang ingin mengakses internet untuk melakukan aktivitas tanpa batas.

Kesimpulan

Bermain gadget, khususnya bermain game, kerap dianggap sebagai kegiatan yang negatif oleh masyarakat. Namun, stereotip negatif ini perlahan mulai berubah karena kemajuan teknologi digital yang melahirkan peluang-peluang baru, seperti eSport misalnya.

Menjadi atlet eSport adalah peluang karir yang sangat menjanjikan di masa depan. Banyak pakar teknologi yang memprediksi bahwa eSport akan menjadi salah satu cabang olahraga terbesar di dunia beberapa dekade yang akan datang.

Prediksi tersebut bukan isapan jempol belaka. Terbukti, satu dasawarsa terakhir, eSport telah menjelma menjadi salah satu cabang olahraga yang banyak dipertandingkan di berbagai turnamen.

Bahkan, eSport sudah masuk menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dalam perhelatan olahraga internasional seperti Sea Games.

Jika pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, eSport masih menjadi cabor exhibition, kini eSport sudah ditetapkan menjadi cabang olahraga yang ikut memperebutkan medali. Contohnya adalah SEA Games 2021 Hanoi di Vietnam yang menyelenggarakan cabor eSport yang terdiri atas 10 event.

Hadiah turnamen eSport yang tergolong besar, juga menjadi alasan mengapa menjadi atlet eSport adalah salah satu pilihan karir terbaik saat ini.

Berikut adalah daftar 10 tournament eSport dengan hadiah terbesar hingga tahun 2021.

  1. The International 2021 $40.018.400
  2. The International 2019 $34.330.069
  3. The International 2018 $25.532.177
  4. The International 2017 $24.687.919
  5. The International 2016 $20.770.460
  6. The International 2015 $18.429.613
  7. Fortnite World Cup Finals 2019 - Solo $15.287.500
  8. Fortnite World Cup Finals 2019 - Duo $15.100.000
  9. The International 2014 $10.931.103
  10. Honor of Kings World Champion Cup 2021 $7.742.070

Sama seperti menjadi atlet olahraga lainnya. Untuk meniti karir menjadi atlet eSport juga dibutuhkan kemauan serta bakat.

Peluangnya menjadi atlet eSport profesional kini semakin terbuka lebar karena kemajuan teknologi digital dan berbagai faktor pendukung seperti internet murah semakin mudah diperoleh.

Disamping itu, di Indonesia kini sudah ada pusat pengembangan atlet eSport yang disebut Limitless Esport Academy by IndiHome atau biasa disingkat LEAD by IndiHome.

Fasilitas teknologi seperti internet dan smartphone yang semakin terjangkau akan membuka peluang bagi setiap generasi muda bangsa untuk meniti karir yang sukses dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui eSport.

Joni Pranata
Joni Pranata Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

Posting Komentar untuk "Masa Depan eSport dan Cara Mengedukasi Anak di Era Digital"