Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melindungi Lingkungan: Mengapa Ini Penting dan Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Hampir setiap tahun, ada saja momen dimana kita akan mendengar keluh-kesah emak-emak tentang mahalnya harga bahan pangan hingga bumbu dapur, terdengar begitu santer.

Pasar tradisional di Malaysia
Pasar Tradisional Image byAlex Hudson via unsplash.com

Yang jelas, ada banyak yang menjadi penyebab naiknya harga-harga bahan pangan. Tapi, ada satu alasan klasik yang beberapa tahun belakangan ini semakin sering kita dengar. Alasan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah karena, 'petani gagal panen.'

Gagal panen yang dialami oleh petani dapat disebabkan oleh banyak hal. Akan tetapi, ada dua hal yang paling sering disebut-sebut sebagai biang keladinya. Penyebab pertama adalah karena serangan hama atau penyakit, dan yang kedua karena faktor cuaca.

Namun jika dibandingkan dengan faktor penyakit atau hama, alasan 'petani gagal panen' akibat kondisi cuaca seperti musim kemarau panjang atau karena banjir serta akibat intensitas hujan yang ekstrim, adalah yang paling sering menjadi alasannya.

Sebagai masyarakat awam, kita sering menuduh alasan tersebut sebagai akal-akalan belaka untuk mencari keuntungan.

Jika kita telaah lebih jauh, ternyata gagal panen akibat banjir, hujan ekstrim, kemarau panjang, atau akibat cuaca yang tak menentu, yang besar adalah kenyataan yang tak bisa kita pungkiri.

Perubahan Iklim

Bagi kita yang tinggal di Indonesia. sejak SD kita sudah diajari bahwa, di Indonesia hanya ada dua musim yaitu, musim kemarau dan musim hujan.

Musim kemarau pada umumnya akan berlangsung sejak bulan April hingga bulan September. Sedangkan musim hujan akan berlangsung dari bulan Oktober hingga bulan Maret.

Ketika musim kemarau, intensitas hujan sangat rendah. bahkan di beberapa daerah mungkin tidak hujan sama sekali. sebaliknya, di musim hujan biasanya intensitas hujan sangat tinggi.

Namun karena faktor tertentu, atau musim tersebut bisa berubah. Misalnya, di musim hujan, curah hujan sangat tinggi hingga menyebabkan banjir atau merusak tanaman para petani. Contoh lain, di musim kemarau yang seharusnya jarang hujan justru sering hujan.

Berbagai fenomena ini lebih kita kenal dengan istilah "perubahan iklim."

1. Apa Penyebab Perubahan Iklim?

Musim hujan di Indonesia
Musim Hujan Photo by Aditya Nara on Unsplash

Kemarau panjang, atau hujan ekstrim yang menyebabkan banjir, hingga cuaca yang tak menentu, semua itu tidak terjadi tanpa sebab.

Perubahan iklim dapat terjadi akibat dua hal. Pertama, disebabkan karena faktor alam, dan yang kedua disebabkan karena faktor manusia.

Perubahan iklim yang disebabkan oleh faktor alam contohnya adalah karena variabilitas alam atau karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi.

Sedangkan perubahan iklim yang disebabkan oleh faktor manusia Contohnya adalah, pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara hingga minyak bumi, alih fungsi lahan seperti deforestasi atau pembalakan hutan, hingga aktivitas industri termasuk pembakaran sampah.

a. Akibat Variabilitas Alam

Contoh variabilitas alam yang dapat menyebabkan perubahan iklim diantaranya adalah, fenomena alam seperti El Niño dan La Niña.

Bencana Alam Banjir bandang
Bencana Alam Photo by NOAA on Unsplash

l Niño dan La Niña adalah fenomena alami yang terjadi di Samudra Pasifik dan memiliki dampak yang signifikan pada pola cuaca global.

  1. El Niño. El Niño terjadi ketika suhu permukaan laut di kawasan tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya. Perubahan ini mempengaruhi arus laut dan atmosfer, mengakibatkan perubahan pola cuaca di berbagai wilayah dunia. Dampak El Niño diantaranya adalah: peningkatan curah hujan di beberapa wilayah (seperti Amerika Selatan) dan kekeringan di wilayah lain (seperti Australia dan Asia Tenggara). El Niño juga dapat menyebabkan penurunan produksi hasil pertanian, kerusakan terumbu karang, dan gangguan ekosistem laut.
  2. La Niña. La Niña adalah fenomena yang terjadi ketika suhu permukaan laut di kawasan tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya. La Niña memiliki efek kebalikan dari El Niño, dengan pola cuaca yang berbeda. Biasanya, La Niña berhubungan dengan peningkatan curah hujan di sebagian besar Amerika Selatan dan kekeringan di bagian barat dan tengah Amerika Serikat. La Niña dapat mempengaruhi pola musim angin monsun di Asia dan dapat menyebabkan badai tropis yang lebih aktif di Samudra Atlantik.

El Niño dan La Niña memiliki siklus yang tidak teratur dan dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Perubahan dalam siklus ini mempengaruhi iklim global dan dapat memiliki dampak signifikan pada pertanian, ekonomi, kesehatan manusia, dan lingkungan.

b. Meningkatnya Konsentrasi Gas Rumah Kaca Alami di Atmosfer

Apa itu gas rumah kaca?

Gas rumah kaca (GRK) merujuk pada (sekelompok) gas di atmosfer yang berkontribusi terhadap efek rumah kaca.

Efek rumah kaca adalah sebuah fenomena alam yang berfungsi untuk menjaga agar suhu bumi agar tetap hangat dan mendukung kehidupan.

Namun, konsentrasi gas rumah kaca bisa meningkat hingga menyebabkan pemanasan global yang pada akhirnya akan berdampak pada perubahan iklim.

Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di dalam atmosfer bisa terjadi secara alami. Misalnya, terjadi akibat aktivitas gunung berapi, perubahan daya pantul (albedo) permukaan bumi, dan perubahan dalam aktivitas matahari.

c. Aktivitas Manusia

Aktivitas manusia yang menggunakan bahan bakar fosil semisal batubara atau minyak bumi hingga gas alam untuk memenuhi kebutuhan akan energi atau untuk mendukung industri dan transportasi serta kegiatan-kegiatan lainnya, semuanya itu bisa menyebabkan perubahan iklim.

Kemudian, penebangan hutan secara besar-besaran atau deforestasi serta alih fungsi lahan, juga bisa menyebabkan perubahan iklim, karena berkurangnya pepohonan akan penyerap karbon, mengingat pepohonan adalah penyerap karbon alami.

d. Emisi Gas Rumah Kaca

Peningkatan atau emisi gas rumah kaca tidak hanya bisa terjadi secara alami akibat aktivitas gunung berapi dan lain-lain seperti yang telah saya sebutkan di atas tadi, tapi juga bisa disebabkan karena ulah manusia.

Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O), selain berasal dari pembakaran bakar bahan bakar fosil semisal BBM, juga bisa disebabkan karena aktivitas industri dan pertanian seperti peternakan dan pertanian.

2. Dampak Perubahan Iklim

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ

Artinya:

"Apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah berbuat kerusakan di bumi,' mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.'" (QS Al-Baqarah Ayat 11)

Ya, sangat disayangkan bahwa banyak diantara kita berusaha mendapatkan kehidupan yang sejahtera dengan mengorbankan alam (lingkungan).

Padahal, dengan tidak berbuat kerusakan dan melindungi lingkungan justru bisa memberikan dampak positif terhadap hal-hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan di benak kita sebelumnya.

Misalnya, menjaga lingkungan bisa menyelamatkan nyawa umat manusia, bisa menciptakan lapangan pekerjaan, menghemat sumber daya, melindungi hewan atau binatang, serta mencegah perubahan iklim yang merugikan kita.

Berikut adalah beberapa dampak perubahan iklim yang seharusnya bisa menyadarkan kita agar mau #BersamaBergerakBerdaya demi mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim yang merugikan.

a. Mengancam nyawa

Perubahan iklim dapat menyebabkan gagal panen hingga menimbulkan kelaparan di berbagai belahan dunia.

Hal tersebut bisa terjadi karena, perubahan iklim dapat mengganggu sistem pertanian dan mempengaruhi hasil panen para petani.

Perubahan suhu dan pola curah hujan yang tidak stabil dapat menyebabkan kekeringan, banjir, dan penyebaran penyakit tanaman.

Hal ini dapat mengurangi produksi pangan, meningkatkan harga pangan, dan menyebabkan kelaparan pada populasi yang rentan.

b. Bencana alam

Dampak perubahan iklim yang kedua adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam.

Perubahan iklim mempengaruhi pola cuaca dan iklim, yang dapat mengakibatkan bencana alam yang lebih sering dan lebih parah.

Contohnya, peningkatan suhu atmosfer dapat memperkuat badai tropis, mengakibatkan hujan yang lebih intens, banjir, dan angin topan yang lebih kuat.

Perubahan iklim juga dapat menyebabkan kekeringan yang parah, kebakaran hutan yang lebih sering, dan peningkatan risiko tanah longsor.

c. Menghilangkan lapangan pekerjaan

Perubahan iklim dapat menghilangkan lapangan pekerjaan dengan berbagai cara. Misalnya dengan mempengaruhi sektor-sektor yang sangat tergantung pada kondisi cuaca dan iklim, seperti pertanian, perikanan, hingga pariwisata.

Perubahan suhu dan pola curah hujan yang tidak stabil dapat mengganggu produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian, yang dapat menyebabkan penurunan produksi dan kehilangan pekerjaan dalam industri tersebut.

Lalu, perubahan iklim juga dapat mengganggu ekosistem perairan, mengurangi tangkapan ikan dan melumpuhkan industri perikanan, yang dapat menghilangkan lapangan pekerjaan bagi nelayan dan pekerja terkait.

Kemudian di sektor pariwisata, perubahan iklim seperti peningkatan suhu yang ekstrem atau kerusakan lingkungan alam dapat mengurangi minat wisatawan, mengganggu sektor ini, dan berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan di industri pariwisata.

d. Memuskahkan sumber daya alam

Air dan tanah adalah dua sumber daya alam yang sayang kita butuhkan untuk mendukung kelangsungan hidup kita di bumi.

Tapi, perubahan iklim dapat memusnahkan sumber daya alam tersebut. Ya, perubahan iklim dapat menyebabkan: Perubahan pola curah hujan yang tidak teratur hingga menimbulkan kekeringan atau banjir. Kekeringan atau banjir, keduanya dapat merusak tanah dan mempengaruhi kesuburan tanah yang ujung-ujungnya akan mengurangi produktivitas pertanian.

Dan, jangan lupa! Perubahan iklim juga dapat mempercepat pencairan es di kutub dan gletser, mengurangi pasokan air tawar, mempengaruhi keberlangsungan ekosistem dan kehidupan di daerah pesisir.

e. Menyebabkan spesies hewan punah

Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan suhu di muka bumi dan menyebabkan perubahan pola curah hujan yang tidak stabil.

Baik peningkatan suhu maupun pola curah hujan yang tidak teratur, keduanya dapat mengganggu habitat alami spesies hewan dan mengurangi ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup.

Spesies yang tergantung pada iklim atau lingkungan yang sangat spesifik, seperti spesies yang hidup di habitat tertentu atau bergantung pada interaksi tertentu dengan tanaman maupun hewan lain, akan sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Perubahan suhu dan pola curah hujan dapat mengubah persebaran makanan, penyebaran penyakit, musim berbiak, dan migrasi hewan.

Hal ini dapat mengganggu siklus hidup dan kemampuan adaptasi spesies, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan populasi yang signifikan atau bahkan mungkin akan menyebabkan kepunahan.

Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ekosistem secara keseluruhan, termasuk interaksi kompleks antara spesies. Dan, jika satu spesies mengalami kepunahan, tidak menutup kemungkinan apabila hal tersebut akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan berdampak pada spesies lain dalam rantai makanan.

3. Cara Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Dalam mengurangi dampak perubahan iklim, kebersamaan dan aksi nyata sangat dibutuhkan, karena perubahan iklim merupakan masalah global yang mempengaruhi seluruh planet ini.

Tidak ada individu atau bahkan sebuah negara yang bisa mengatasinya sendiri. Karena itu, diperlukan kerjasama antar negara, sektor industri, masyarakat sipil, dan setiap individu untuk melakukan tindakan nyata guna, mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan energi terbarukan, menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan, dan melindungi ekosistem.

Dengan bersatu dan melakukan tindakan nyata, bersama-sama kita bisa mengurangi dampak perubahan iklim, melindungi lingkungan, dan menciptakan masa depan yang cerah dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Sebagai individu yang peduli akan lingkungan dan menyadari pentingnya mengatasi perubahan iklim, saya merasa punya tanggung jawab terhadap masa depan bumi.

Karena itu, saya merasa berkewajiban untuk melakukan sejumlah langkah guna membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Misalnya, dengan mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan.

Ya, kita tidak harus pergi ke hutan untuk menanam pohon atau meragukan reboisasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Karena ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memberikan dampak.

Dalam mempraktikkan gaya hidup yang ramah lingkungan, sehari-hari saya mulai mengurangi penggunaan energi dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan atau beralih menggunakan lampu hemat energi.

Begitu pula saat membeli peralatan elektronik, saya kerap memperhatikan label energi pada peralatan elektronik (yang akan saya beli) dan selalu berusaha memilih yang paling efisien.

Saya juga mengurangi konsumsi air dengan memanfaatkan air bekas untuk menyiram tanaman atau menampung air hujan untuk berbagai kebutuhan lainnya.

Kemudian, saya juga selalu berusaha mengurangi penggunaan kendaraan. Misalnya dengan memilih jalan kaki atau bersepeda untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak terlalu jauh, dan lebih memilih menggunakan transportasi umum jika memungkinkan.

Tindakan nyata lainnya yang saya lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah dengan memilih menggunakan produk-produk yang berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Contoh paling sederhana adalah menggunakan kantong belanja yang terbuat dari kain, mengurangi pembelian produk sekali pakai, dan berusaha untuk menggunakan produk-produk yang organik.

Sebagai blogger, saya juga aktif emang kampanyekan Pentingnya menjaga lingkungan dan ikut serta dalam kegiatan komunitas yang berfokus pada pelestarian lingkungan seperti organisasi Team Up for Impact.

Dengan bergabung di komunitas-komunitas yang fokus pada pelestarian lingkungan, kita bisa melakukan banyak hal. misalnya, kita bisa ikut menanam pohon tanpa harus pergi ke hutan, kita bisa menyumbang ide, bisa ikut membersihkan pantai atau mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, dan masih banyak hal-hal lain yang bisa kita lakukan jika bergabung dengan organisasi ataupun komunitas yang fokus pada pelestarian lingkungan seperti Team up For Impact Tersebut.

Sejumlah hal lain yang saya lakukan untuk memberikan dampak terhadap perubahan iklim adalah dengan memilah sampah dari rumah, memanfaatkan sampah organik untuk pupuk tanaman-tanaman yang saya tanam di rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama lewat tulisan seperti ini atau dengan mengajak keluarga kecil saya di rumah.

Bagaimana Kalau Saya Bisa Membuat Kebijakan?

Kalau saya bisa membuat kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi resiko akibat perubahan iklim, beberapa ide bertema #UntukmuBumiku berikut ini adalah yang paling ingin saya terapkan.

  • Saya ingin memperkenalkan kebijakan yang mendorong penggunaan sumber energi terbarukan secara luas, seperti pemanfaatan tenaga surya, angin, dan hidroelektrik. Menurut saya, hal ide bisa mendorong perusahaan dan individu untuk menggunakan energi terbarukan, serta pembatasan atau penghapusan subsidi bagi energi fosil.
  • Meluncurkan "Program Efisiensi Energi" di sektor industri, perumahan, dan transportasi.
  • Memberikan insentif kepada perusahaan atau individu yang mengadopsi teknologi dan praktik efisiensi energi.
  • Menggalakkan transportasi berkelanjutan dengan meningkatkan aksesibilitas dan infrastruktur untuk transportasi umum, sepeda, dan pejalan kaki.
  • Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan memperluas jaringan transportasi publik yang ramah lingkungan dan memberikan insentif bagi penggunaan kendaraan listrik atau bahan bakar alternatif.
  • Membuat program menanam pohon yang melibatkan kerjasama dengan komunitas lokal, kelompok lingkungan, dan organisasi non-pemerintah guna memulihkan ekosistem.
  • Memperketat regulasi dan standar emisi bagi industri yang berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi seperti, industri energi, industri manufaktur, dan sektor pertanian.
  • Mengintegrasikan isu perubahan iklim ke dalam kurikulum pendidikan formal agar masyarakat dapat menyadari topik perubahan iklim sejak dini.

Penutup

Kenaikan harga bahan pangan karena petani yang gagal panen akibat cuaca yang tak menentu, suhu udara yang terasa makin panas, banjir, hingga berbagai masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini hanyalah sekelumit dampak akibat perubahan iklim.

Tidak seperti cuaca yang bisa berubah hanya dalam hitungan jam atau menit, iklim umumnya akan mengalami perubahan akibat dalam jangka waktu yang panjang, misalnya 5 atau 10 tahun.

Perubahan iklim sendiri bisa terjadi karena faktor alam dan ulah manusia. Contohnya adalah, penggundulan hutan, pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan produk yang tidak ramah lingkungan, hingga segala aktivitas yang bisa meningkatkan emisi gas rumah kaca.

Mencegah perubahan iklim demi mempertahankan keindahan dan kelestarian lingkungan adalah tugas kolektif yang harus diemban oleh kita semua.

Meski kedengarannya merepotkan, Namun mencegah perubahan iklim sebenarnya tidak harus ribet dan mahal.

Hanya dengan melakukan perubahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, itu sudah cukup untuk memberikan impact positif yang dahsyat.

Misalnya dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan lebih memilih menggunakan transportasi umum atau bersepeda atau jalan kaki, pengurangan konsumsi air, mengurangi penggunaan kertas dan tisu, mendaur ulang limbah, menggunakan produk ramah lingkungan, hingga bergabung dengan komunitas yang berkomitmen menjaga kelestarian bumi seperti Team Up for Impact.

Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama dan bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga internasional. Melalui perubahan sederhana dalam gaya hidup sehari-hari, kita dapat berkontribusi secara signifikan dalam melindungi planet ini untuk generasi mendatang.

“Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”

Sumber:

  • https://teamupforimpact.org
  • https://www.careelite.de/en/why-environmental-protection-is-so-important/
  • https://www.conserve-energy-future.com/reasons-why-we-need-to-be-environmentally-conscious.php
  • https://www.theworldwithmnr.com/post/why-it-s-important-to-protect-our-environment
  • https://mediaindonesia.com/nusantara/382711/luas-hutan-berkurang-1-juta-ha-setiap-tahun
Joni Pranata
Joni Pranata Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

Posting Komentar untuk "Melindungi Lingkungan: Mengapa Ini Penting dan Apa yang Bisa Kita Lakukan?"