Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Paundra Noorbaskoro Pencipta Tambak Udang Ramah Lingkungan Berteknologi Internet of Things

Paundra Noorbaskoro (30) menurut saya adalah sosok yang sangat inspiratif. Karena meski baru berhasil menciptakan tambak udang ramah lingkungan berteknologi Internet of Things pada tahun 2022, namun di tahun yang sama ia langsung meraih anugerah sebagai finalis pada ajang SATU Indonesia Award 2022 yang diinisiasi oleh PT Astra International Tbk.

Prestasi tersebut tentu saja tidak diraih begitu saja oleh Paundra Noorbaskoro. Karena di balik kesuksesan tersebut, ada banyak kisah-kisah inspiratif yang bisa kita teladani.

Sosok Paundra Noorbaskoro Pencipta Tambak Udang Ramah Lingkungan Berteknologi IoT

Paundra Noorbaskoro penerima SATU Indonesia Award 2022 bidang teknologi
Paundra Noorbaskoro - Image by satu-indonesia.com

Wajah Paundra kini selalu tampak sumringah, berbeda dengan kondisinya beberapa tahun sebelumnya. Itulah gambaran kondisinya saat ini yang mulai menikmati hasil dari jerih payah serta usahanya selama bertahun-tahun dalam mengembangkan tambak udang ramah lingkungan, dan yang mengkombinasikan antara teknologi (Internet of Thing) dengan sains.

Tidak tanggung-tanggung, pemuda lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya ini pada awalnya pernah merasakan merugi hingga miliaran rupiah hanya dalam kurun waktu 1 tahun setelah mencoba merintis tambak udang yang dikelola dengan metode tradisional bersama teman-temannya. Tapi kini, ia sudah bisa tersenyum lebar karena sudah bisa merasakan kesuksesan dengan mengoperasikan lebih dari 18 kolam modern budidaya udang vaname seluas 10.000 m2 dengan keuntungan bersih Rp 50 juta per kolam.

Langkahnya yang luar biasa dalam mendobrak tradisi lama dengan membangun tambak modern berbasis Internet of Things (IoT) dengan konsep system smart farm village, tidak hanya membuatnya sukses membudidayakan udang vaname secara modern, tapi juga sukses membantu banyak petani tambak udang, serta membuatnya sukses melaju sebagai salah satu finalis dari sektor teknologi pada ajang SATU Indonesia Awards 2022 yang digagas oleh PT Astra International Tbk.

Mengenal Udang Vaname

bentuk udang vaname atau udang windu yang masih hidup

Nama udang vaname tidak begitu populer di Indonesia karena sebenarnya, masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal udang vaname dengan sebutan “udang windu.”

Udang ini berasal dari wilayah Pasifik Amerika Tengah dan Selatan, terutama dari daerah pesisir Meksiko hingga Peru.

Selain dikenal dengan nama udang windu, udang vaname juga dikenal dengan sebutan udang putih. Nama asingnya adalah pacific white shrimp atau Litopenaeus vannamei. Ini adalah salah satu spesies udang yang cukup populer dalam industri perikanan budidaya.

Dagingnya memiliki rasa yang lezat dan tekstur yang baik, membuatnya populer di kalangan masyarakat.

Di pasar, udang ini bisa dijumpai dalam berbagai ukuran, mulai dari udang kecil hingga yang berukuran besar.

Udang vaname memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya sangat disukai oleh para petani tambak udang, seperti misalnya, karena pertumbuhan yang cepat, memiliki resistensi yang baik terhadap penyakit tertentu, dan kemampuan beradaptasinya dengan berbagai kondisi lingkungan sangat cepat.

Udang vaname sering dibudidayakan dalam tambak air payau (brackish water ponds) atau tambak garam di sepanjang pesisir. Di Indonesia, sendiri ada banyak pantai-pantai yang dijadikan sebagai lokasi tambak udang vaname. Salah satunya adalah Pantai Tawang yang ada di wilayah Pacitan, Jawa Timur.

Paundra Noorbaskoro Menciptakan Tambak Udang Berteknologi IoT

Tambak Udang Modern Ramah Lingkungan Berteknologi IoT
Tambak Udang Modern - Image by kbr.id

Kisah Paundra Noorbaskoro menciptakan tambak udang ramah lingkungan dan berteknologi Internet of Things dimulai sejak tahun 2018, ketika ia dan beberapa orang temannya mencoba untuk berbisnis tambak udang di pantai Tawang, Pacitan, Jawa Timur dengan menggunakan metode tradisional.

Namun, usaha yang dirintis pada tahun 2018 tersebut terpaksa harus tutup permanen pada tahun 2020 karena usaha rintisan tersebut terus merugi. Kerugian tersebut terutama disebabkan karena banyak udang yang mati akibat terserang penyakit Early Mortality Syndrome.

Early Mortality Syndrome (EMS) yang juga dikenal sebagai Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), adalah penyakit serius yang mempengaruhi budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) dan udang tawar lainnya.

Penyakit ini dapat menyebabkan kematian cepat pada udang, khususnya pada tahap awal pertumbuhan, dan telah menjadi masalah serius dalam industri perikanan udang sejak lama.

Udang yang terkena penyakit EMS ini setidaknya akan mengalami tiga hal berikut ini.

  • Kematian mendadak dan tingkat kematian yang tinggi, terutama pada tahap awal pertumbuhan
  • Mengalami perubahan warna, misalnya berubah menjadi warna gelap atau hitam pada bagian perut.
  • Mengalami gangguan serius pada hati (hepatopancreas), dan organ penting yang terlibat dalam pencernaan, serta metabolisme

Akibat kegagalan bisnis tersebut, Paundra dan kawan-kawannya mengalami kerugian hingga miliaran rupiah dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun.

Namun kecintaannya pada dunia budidaya perikanan, khususnya budidaya udang windu membuat ia enggan berkecil hati dan bertekad untuk bangkit.

Tidak seperti rintisan usaha sebelumnya, kali ini ia untuk mempelajari tahap demi tahap budidaya udang secara holistik dengan terjun langsung ke lapangan sebagai petani tambak udang.

Dalam usahanya untuk bangkit kembali, ia mencoba untuk meneliti penyakit-penyakit yang umum dialami oleh udang vaname seperti penyakit EMS, hepatopankreas, Myo, hingga penyakit White Feses.

Tujuan penelitiannya adalah untuk menemukan treatment yang tepat. Baik itu, pada sistem pengairan maupun pada sistem pakan.

Dalam melakukan penelitian, ia secara khusus membuat tambak udang dengan kedalaman antara 1 hingga 1,2 meter lalu menebar ratusan ribu benih untuk diamati dan dicatat setiap permasalahannya.

Selain fokus pada penyakit udang, ia juga memfokuskan penelitiannya pada sistem pengairan tambak. Karena penyakit udang dan air tambak memiliki keterkaitan satu sama lain.

Setelah kurang lebih 1 tahun melakukan penelitian, ia banyak mendapatkan kemajuan. Setiap permasalahan dicatat dengan seksama dan dicari solusinya untuk kemudian digunakan sebagai SOP (Standard Operating Procedure) dalam proses budidaya udang.

SOP tersebut kemudian diolah dalam bentuk aplikasi guna memudahkan proses pengecekan air, penyakit, dan solusi yang harus dijalankan berdasarkan SOP apabila ditemukan masalah-masalah tertentu.

Setelah mendapatkan solusi untuk setiap masalah pada proses budidaya udang vaname, di tahun 2022 Paundra mencoba mengaplikasikan solusi yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut.

Berbekal uang sisa tabungannya, ia membeli benih udang dan mulai menerapkan metode yang selama ini dipelajarinya. Mulai dari menyiapkan air yang paling ideal untuk budidaya udang. Air di dalam tambak ini akan selalu dipantau setiap hari menggunakan aplikasi untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi guna mencegah datangnya penyakit.

Selain air, Paundra juga mengatakan bahwa, kunci suksesnya membudidayakan udang tidak lepas dari jenis pakan dan jumlah pakan yang diberikan. Untuk udang-udang yang ia budidayakan, Paundra secara khusus telah meracik pakan dengan bahan-bahan khusus yang Sekaligus berfungsi sebagai treatment. Jumlah pakan dan jumlah pemberian pakan setiap hari diatur secara ketat.

Hasilnya sangat memuaskan. Dalam percobaannya, Paundra Noorbaskoro hasil panen rata-rata per kolam sekitar 1,7 hingga 2 ton. Kini, Paundra telah memiliki sekitar 18 kolam dengan keuntungan bersih mencapai 50 juta rupiah per kolam.

Meraih SATU Indonesia Awards 2022 Astra

Sistem budidaya udang yang dikembangkan oleh Paundra Noorbaskoro ini disebutnya mengkombinasikan antara sains dan teknologi. Ia dengan tegas menyebut bahwa, pengelolaan data dan pembuatan aplikasi yang melibatkan teknologi dan internet serta elemen-elemen pendukung yang didasarkan pada ilmu pengetahuan seperti ilmu kimia, biologi, hingga fisika telah membantunya menciptakan sistem budidaya udang modern.

Pada akhirnya, tambak udang berteknologi IoT ciptaan Paundra Noorbaskoro ini tidak hanya ia nikmati sendiri, tapi juga bisa dinikmati oleh para petani tambak lainnya. Jadi, selain membuat mengelola tambak udang sendiri, Paundra Noorbaskoro juga menginisiasi startup Growpal yang digunakannya sebagai alat untuk berekspansi ke wilayah-wilayah yang potensial sekaligus untuk menaungi para petani tambak udang.

Tak dinyana, hasil penemuannya di bidang teknologi ini mengantarkan Paundra Noorbaskoro sebagai salah satu finalis dalam ajang SATU Indonesia Awards yang diadakan oleh PT Astra International Tbk pada tahun 2022.

Sebagai informasi, ajang "SATU Indonesia Awards" yang diadakan oleh PT Astra International Tbk adalah suatu penghargaan yang diberikan untuk mengakui dan memperingati kontribusi luar biasa dalam memajukan dan mendukung pembangunan Indonesia.

PT Astra International Tbk adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak dalam berbagai bidang, termasuk otomotif, perbankan, agribisnis, dan infrastruktur.

Penghargaan "SATU Indonesia Awards" diberikan kepada individu, organisasi, atau inisiatif yang telah berkontribusi secara signifikan dalam berbagai aspek pembangunan, seperti ekonomi, sosial, lingkungan, pendidikan, dan lainnya.

Tujuan dari penghargaan ini adalah untuk menghargai mereka yang telah berperan penting dalam mendorong kemajuan dan perubahan positif di Indonesia.

Setiap tahun, PT Astra International Tbk menyelenggarakan acara "SATU Indonesia Awards" sebagai bagian dari komitmen mereka untuk mendukung perkembangan Indonesia.

Acara ini biasanya dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai bidang dan menjadi platform untuk menghargai prestasi dan upaya mereka dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

Sumber:

  • https://news.detik.com/berita/d-6379798/mengenal-6-sosok-inspiratif-peraih-satu-indonesia-awards-2022-astra
  • https://m.solopos.com/kisah-paundra-rintis-budidaya-udang-berbasis-iot-lebih-cuan-ramah-lingkungan-1512408
  • https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pembudidaya-udang-ramah-lingkungan-berbasis-teknologi/
  • Joni Pranata
    Joni Pranata Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

    Posting Komentar untuk "Paundra Noorbaskoro Pencipta Tambak Udang Ramah Lingkungan Berteknologi Internet of Things"