Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rengkuh Banyu Mahandaru Ajak Masyarakat Sulap Limbah Pelepah Pinang jadi Uang

Saya masih ingat dengan jelas. Ketika saya masih kecil dulu, di pekarangan depan rumah terdapat sebuah pohon pinang yang sangat tinggi dan berbuah lebat.

Banyak tetangga yang lewat dan mampir ke rumah untuk sekedar meminta izin mengambil beberapa buah pinang sebagai campuran untuk makan sirih.

Buah pinang merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam tradisi mengunyah sirih. Biasanya, biji sirih yang sudah matang akan ditumbuk atau dibelah begitu saja lalu dicampur dengan kapur dan dibungkus daun sirih sebelum kemudian dikunyah.

Tapi bagi kami para anak-anak. Kami tidak tertarik pada buah pinang, melainkan pelepahnya. Kala itu, saya dan teman-teman sering menjadikan pelepah pohon pinang sebagai mainan seru.

Ketika pelepah pohon pinang jatuh karena layu dan kering, kami akan bergegas mengambil lalu membersihkan daun-daun yang masih menempel di tangkainya.

Dengan antusias, satu per satu dari kami akan bergantian naik dan duduk di atas pangkal pelepah yang lebar, sementara teman yang lain akan menarik bagian tangkai pelepah.

Anak-anak Bermain Pelepah Pinang

Sumber: ms.wikipedia.org

Inilah permainan tradisional yang kerap membuat kami merasa begitu gembira hingga tertawa berderai-derai.

Ya, saat saya masih kecil dulu, pelepah pohon pinang hanya dianggap sebagai limbah pertanian oleh masyarakat.

Tapi di era modern seperti sekarang ini, pelepah pinang tidak lagi dianggap sebagai limbah pertanian. Karena nyatanya, pelepah pinang bisa diubah menjadi berbagai macam wadah ramah lingkungan. Mulai dari, piring, mangkuk, hingga bungkus makanan sekali pakai atau food container.

Rengkuh Banyu Mahandaru adalah salah satu anak bangsa yang sudah mulai mengolah pelepah pinang menjadi berbagai macam produk kemasan.

Kisah Perjalanan Rengkuh Banyu Mahandaru Mengubah Pelepah Pinang Jadi Wadah Ramah Lingkungan

Kemasan ramah lingkungan

Limbah pertanian pelepah pinang yang dulunya dianggap tak bernilai, kini bisa disulap sesuatu yang memiliki nilai jual oleh sosok Rengkuh Banyu Mahandaru, si finalis SATU Indonesia Awards tahun 2023.

Pria kelahiran Garut, 26 Juli 1991 ini telah berhasil mengubah pelepah pinang menjadi peluang untuk menghasilkan pundi-pundi uang bagi dirinya dan juga bagi masyarakat, khususnya petani pinang di Jambi dan Sumatera Selatan.

Berkat inisiatifnya, kini petani pinang bisa mendapatkan manfaat lebih dari limbah pertanian yang sebelumnya dianggap tak bernilai.

Pelepah pinang yang dulunya hanya dibuang atau dibiarkan membusuk, kini diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi berupa, piring, kemasan, dan peralatan makan ramah lingkungan lainnya.

Kini, petani tak hanya sekedar menjual buah pinang hasil panen, tetapi juga bisa memanfaatkan seluruh bagian pohon, yang tentunya akan meningkatkan pendapatan mereka.

Ide kreatif mengubah pelepah pinang menjadi produk ramah lingkungan tersebut tidak serta-merta muncul begitu saja.

Ide untuk mengubah limbah pelepah pinang menjadi wadah ramah lingkungan, didapatkan oleh Rengkuh ketika ia berkunjung ke India.

Di sana, ia menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat India memanfaatkan dedaunan sebagai wadah makanan.

Rengkuh Banyu Mahandaru membuat kemasan dari pelepah

Sebenarnya, memanfaatkan dedaunan sebagai wadah makanan bukan sesuatu yang asing di Indonesia. Karena sejak dulu, masyarakat kita sudah sering menggunakan daun pisang hingga daun pohon jati untuk membungkus makanan.

Sekitar tahun 2008, Rengkuh Dibantu oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) mencoba merealisasikan idenya dengan membuat alat produksi yang dapat mengubah pelepah pinang menjadi kemasan ramah lingkungan.

Bahan bakunya sendiri ia datangkan dari Jambi dan Sumatera Selatan yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pinang terbesar di Indonesia.

Berbagai kemasan berbahan dasar pelepah pinang ini 80% dipasarkan ke Jepang dan sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Dampak Inovasi Pelepah Pinang bagi Petani

Petani panen pelepah pinang
Sumber: Kompas.com
Ide mengubah pelepah pinang menjadi kemasan ini tentu saja memiliki dampak yang signifikan bagi para petani pinang.

Menurut Rengkuh, rata-rata pendapatan petani dari hasil menjual pelepah pinang bisa mencapai antara 750,000 hingga 1,5 juta rupiah perbulan.

Dengan unit produksi yang ada saat ini, perusahaan Plepah yang diprakarsai oleh Rengkuh mampu memproduksi 120.000 kemasan per bulan.

Rengkuh Banyu Mahandaru Raih SATU Indonesia Awards 2023

Kemasan Ramah lingkungan dari pelepah pinang

Ide kreatif Rengkuh Banyu Mahandaru mengubah pelepah pinang menjadi produk kemasan ramah lingkungan telah memberikan dampak yang sangat besar bagi petani, masyarakat, dan lingkungan.

Bagi petani, inovasi pemanfaatan pelepah pinang sebagai bahan baku kemasan ramah lingkungan, memungkinkan mereka memperoleh pendapatan tambahan dari pelepah yang sebelumnya dianggap limbah.

Dengan demikian, petani kini tidak hanya bergantung pada hasil panen utama, namun juga memiliki sumber penghasilan baru dari penjualan pelepah pinang. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga membuat ekonomi mereka lebih mandiri.

Bagi masyarakat, inovasi ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Karena hal ini pasti akan menciptakan peluang kerja baru, terutama di daerah penghasil pelepah pinang, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.

Disamping itu, kehadiran produk kemasan dari pelepah ini juga turut meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan produk yang ramah lingkungan.

Sedangkan bagi lingkungan, pelepah pinang sebagai bahan baku kemasan ramah lingkungan akan memberikan kontribusi besar dalam pelestarian lingkungan.

Penggunaan kemasan pelepah pinang guna menggantikan kemasan plastik, secara signifikan akan mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan.

Sebagai bahan alami yang mudah terurai, pelepah pinang jauh lebih baik bagi ekosistem dibandingkan dengan plastik.

Ide ini juga akan menginspirasi masyarakat untuk pemanfaatan limbah pertanian lainnya dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Sebagai bentuk apresiasi atas ide briliannnya, Rengkuh Banyu Mahandaru telah dinobatkan sebagai salah satu finalis SATU Indonesia Awards oleh Astra.

Penghargaan ini tidak hanya memberikan pengakuan atas dedikasinya dalam menciptakan solusi ramah lingkungan, tetapi juga dampaknya terhadap berbagai peluang baru yang akan tercipta.

Dengan dukungan tersebut, Astra Group berharap ide Rengkuh ini akan berkembang menjadi sebuah bisnis yang sukses, dan menciptakan lapangan kerja baru, serta memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian lingkungan maupun perekonomian lokal.

Joni Pranata
Joni Pranata Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

Posting Komentar untuk "Rengkuh Banyu Mahandaru Ajak Masyarakat Sulap Limbah Pelepah Pinang jadi Uang"