Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alasan Aku Ngerasa Tablet Itu Lebih Penting dari Jam Tangan Mewah

Aku ini seorang bapack-bapack. Umur sudah tidak bisa lagi disamarkan dengan pencahayaan kamera depan dan filter “Soft Glow level 100.” Rambut mulai nunjukin uban sporadis, dan pinggang kadang berbunyi “krek” tanpa sebab yang jelas. Tapi ada satu hal yang masih bikin aku merasa muda, progresif, dan intelek kelas menengah ke atas... Yup! aku suka gadget.

Bukan buat gaya-gayaan. Bukan buat flexing. Tapi buat kerja online dari rumah. Aku kerja bikin artikel, jadi ghost writer (iya, aku nulis tapi nama orang lain yang nangkring), ngeblog, bikin konten YouTube, sampai bikin kuis-kuis edukatif buat mendukung akademik anak-anakku yang masih SD.

Masalahnya, banyak banget kerjaan saya yang agak kurang ramah HP. Buka file PDF di layar 6 inci itu rasanya seperti mencoba membaca koran sambil dilipat jadi pembungkus gorengan.

Apalagi kalau harus baca brief klien yang entah kenapa selalu ditulis dalam bahasa Inggris formal, padahal target audiensnya ibu-ibu RT yang lebih akrab dengan istilah “notulen arisan.”

perempuan Bekerja dengan tablet samsung tab a1a

Dan semuanya… hampir selalu dikirim dalam bentuk PDF dengan ukuran font sekecil kuman.

Maka sejak lama, aku punya keinginan terpendam buat punya tablet. Bukan tablet yang mahalnya dan bikin dompet kering kerontang seperti kulit jeruk abis dijemur, tapi tablet yang masuk akal, fungsional, dan tidak bikin aku tidur di karpet karena dimarahi istri. Di situlah aku mulai melirik Samsung Galaxy Tab A11 5G.

Kenapa harus Samsung Galaxy Tab A11 5G? Hmm... Aku pernah pakai Galaxy Tab 7FE 5G. Dan, itu pengalaman positif yang bikin aku makin ngerti apa yang aku cari dari sebuah tablet.

Pengalaman lama tersebut justru bikin aku jadi lebih bijak (dan realistis) waktu ngecek A11 5G ini. Yahhh... kayak bapak-bapak yang sudah hafal jalan tikus buat nyelip waktu macet lah kira-kira.

Kelebihan Samsung Galaxy Tab A11 5G Menurut Saya

Body depan dan belakang Samsung Galaxy Tab A11 5G

1. Layar Lebar Bikin Mata Bahagia

Hal pertama yang bikin aku tertarik adalah layarnya yang lega, sekitar 11 inci. Ini bukan sekadar besar, tapi besar yang bermakna.

Baca artikel panjang? Enak. Nulis di Google Docs sambil buka referensi? Bisa. Baca PDF yang tulisannya kecil kayak niat mantan buat balikan? Jelas terbaca.

Refresh rate 90Hz juga bikin scrolling terasa halus. Ini penting, karena sebagai bapak yang sering scroll dokumen panjang, kalau layar patah-patah, entah kenapa emosi juga ikut naik. Dan emosi bapak itu efeknya bisa sistemik ke satu rumah.

2. 5G Bikin Kerja Online Tanpa Drama Buffering

Tablet ini sudah 5G, dan ini bukan gimmick. Aku sering kerja sambil tethering atau pakai SIM cadangan. Upload video YouTube, kirim draft artikel ke editor, atau video call klien, semua bisa jalan tanpa jeda loading yang bikin aku sempat mikir, “Salah jalan hidup apa yang pernah aku ambil sampai internet begini?”

Buat kerja remote, ini nilai plus besar.

3. Performa Cukup Buat Kerja Nyata, Bukan Sekadar Hiburan

Galaxy Tab A11 5G memang bukan tablet flagship. Tapi buat nulis artikel, riset, editing ringan, bikin kuis Google Form, sampai editing thumbnail YouTube ringan, performanya cukup.

Aku bisa buka browser dengan banyak tab, Google Docs, Canva, bahkan Photopea untuk edit foto sederhana tanpa bikin tablet ini mendadak mengheningkan cipta. Singkatnya... Multitasking masih manusiawi lah. Nggak gampang panas. Dan nggak ngambekan.

Sebagai seorang bapak-bapak, aku menghargai gadget yang nggak banyak drama.

4. Baterai Tahan Lama Bikin Kerja Saya Bisa Seharian Tanpa Colok Sini Colok Sana

Dengan baterai sekitar 7.040 mAh, tablet ini bisa dipakai kerja dari pagi sampai sore. Aku bisa nulis, riset, dan bantu anak belajar tanpa harus panik cari colokan.

Fast charging 25W juga membantu. Ini penting, karena hidup bapak itu penuh distraksi. Mulai dari, dipanggil anak, dipanggil istri, dipanggil tukang galon, de es te. Jadi.... Gadget harus cepat pulih.

5. Audio Oke Buat YouTube dan Video Edukasi Anak

Speaker dengan Dolby Atmos bikin suara jelas dan cukup lantang. Ini berguna buat dua hal:

  1. Aku edit atau review konten YouTube sendiri
  2. Anak nonton video edukasi tanpa harus pakai headset yang entah hilang ke dimensi lain

Suara jernih, tidak cempreng, dan masih sopan buat lingkungan rumah.

6. Storage Lega dan Bisa Ditambah

Tablet ini punya memori internal yang cukup dan slot microSD sampai kapasitas besar. Buat aku yang punya file artikel, draft video, gambar thumbnail, dan materi belajar anak yang jumlahnya seperti cucian seminggu, ini sangat menenangkan batin.

Kekurangan Samsung Galaxy Tab A11 5G yang Perlu Disikapi Secara Dewasa

Karena aku bapak-bapak, aku harus jujur. Ini bukan tablet sempurna.

1. Kamera Biasa Saja (Tapi Siapa Juga yang Foto Pakai Tablet?)

Kamera tablet ini standar. Buat video call aman. Buat scan dokumen oke. Tapi kalau mau bikin konten foto estetik? Jangan berharap banyak.

Tapi jujur saja, aku juga tidak pernah selfie pakai tablet. Wajah bapak-bapak itu emang nggak diciptakan untuk sensor kamera sekecil itu.

2. Tidak Ada Fingerprint Sensor

Masuk masih pakai PIN atau face unlock standar. Ini bukan masalah besar, tapi fingerprint itu praktis. Apalagi kalau tabletnya lagi di posisi miring yang nggak mungkin scan wajah.

3. Bukan untuk Editing Berat atau Gaming Hardcore

Kalau kamu editor video 4K atau gamer berat, tablet ini jelas bukan diperuntukkan buat kamu. Tapi kalau sekedar buat kerja kreatif yang ringan dan produktivitas harian sih, aman kata saya. Tapi jangan paksa dia jadi sesuatu yang bukan kodratnya.

Ingat! Tablet ini tipe pekerja kantoran, bukan atlet Olimpiade.

4. Respons Multitouch Tidak untuk Game Cepat

Beberapa gadget reviewer bilang multitouch-nya biasa saja. Buat aku tidak masalah, karena aku lebih sering pakai stylus murah atau keyboard eksternal daripada main game.

Peran Tablet Ini dalam Hidup Seorang Bapak

Yang bikin aku akhirnya merasa Galaxy Tab A11 5G ini worth it bukan cuma speknya, tapi perannya dalam hidup sehari-hari yang kerasa membantu banget, terutama...

  • Aku bisa kerja tanpa rebutan laptop
  • Aku bisa bantu anak belajar dengan layar yang nyaman
  • Aku bisa bikin kuis akademik tanpa mata perih
  • Aku bisa produktif tanpa harus duduk kaku di meja kerja

Tablet ini jadi alat kerja, alat bantu pendidikan, dan hiburan ringan dalam satu perangkat.

Spesifikasi Samsung Galaxy Tab A11 5G

Mari kita buka spesifikasi Samsung Galaxy Tab A11 5G dengan penuh kesadaran, bukan cuma baca angka lalu pura-pura mikir tanpa tahu gunanya apa.

Secara fisik, tablet ini punya dimensi 254.3 x 165.8 x 6.6 mm dengan berat 524 gram. Artinya? Tipis, relatif ringan, dan masih aman dipegang lama tanpa tangan kram kayak habis nyuci karpet Musholla.

Bodi-nya cakep dengan body belakang berlapis aluminium, frame aluminium, jadi kelihatan serius tapi nggak sok mahal.

Tablet ini mendukung Nano-SIM + eSIM, plus stylus support. Stylus ini faedah banget buat saya karena suka sok produktif walau ujungnya cuma nyoret-nyoret ide nggak jelas.

Layarnya TFT LCD 10.9 inci, resolusi FHD 1320 x 2112 piksel, rasio 16:10, 90Hz, proteksi Mohs level 5. Bukan AMOLED, tapi cukup tajam dan mulus buat kerja lama tanpa mata merasa dikhianati.

Otaknya pakai Exynos 1380 (5 nm) dengan CPU octa-core dan GPU Mali-G68 MP5. RAM ada 6GB/128GB atau 8GB/256GB, plus microSDXC dedicated slot. Intinya ini lega, longgar, dan nggak pelit.

Kameranya standar sih. Cuma 8 MP belakang, 5 MP depan, bisa dipake buat ngerekam video 1080p@30fps. Cukup buat video call, jangan buat gaya.

Baterainya 8000 mAh dengan fast charging 25W, kalau ngisi dari 0 sampai 100% butuh waktu sekitar 120 menit. Lamaaa guys! Tapi kalau melihat harganya yang cuma 2 jutaan, saya terpaksa harus menerima kenyataan ini.

Kesimpulan Pribadi

Samsung Galaxy Tab A11 5G bukan tablet sempurna. Tapi untuk bapak yang kerja online dari rumah, nulis, bikin konten, bantu anak belajar, dan ingin layar lega yang harganya nggak bikin dompet trauma, tablet ini masuk akal, rasional, dan fungsional.

Ini bukan gadget buat gaya. Ini gadget buat hidup yang berjalan. So, buat seorang bapak-bapak seperti saya, itu sudah lebih dari cukup.

Joni Pranata
Joni Pranata Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

Posting Komentar untuk "Alasan Aku Ngerasa Tablet Itu Lebih Penting dari Jam Tangan Mewah"